Indonesiainside.id, Teheran – Komandan Pasukan Kedirgantaraan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC), Jenderal Amir Ali Hajizadeh, mengatakan bahwa Iran menggunakan suatu teknologi canggih untuk mengintai pesawat tanpa awak atau drone milik AS. Bahkan, dia menuturkan, mereka sudah mengetahui jika jarak drone AS ribuan kilometer dari perbatasan Iran.
Hal itu dikemukakan oleh Jenderal Hajizadeh hari ini di salah satu wawancara dengan televisi Iran, (8/2). Namun, untuk saat ini, dia enggan mengungkapkan lebih lanjut rencana Iran terhadap hal ini.
Dilansir dari Bulgarian Military News, IRGC pernah menembak jatuh drone milik AS di wilayah Ko-e-Mobarak di Provinsi Hormozgan Selatan pada tanggal 20 Juni 2019. Penembakan drone tersebut karena AS telah melanggar wilayah udara Iran.
Pada tanggal insiden tersebut diduga Presiden AS, Donald Trump, merencanakan serangan militer ke Iran. Namun, akibat dari penembakan drone itu, Trump membatalkan serangan tersebut dengan alasan jika itu diteruskan, serangan tersebut akan menjadi tidak proporsional yang dapat menyebabkan ratusan orang mati.
Pemerintah Iran menjelaskan drone AS dapat terbang secara offline di ketinggian selama kurang lebih 30 jam. Drone itu terbang untuk mengumpulkan informasi dari laut dan darat secara langsung dan dalam kondisi cuaca apapun.(PS)