Indonesiainside.id, Beijing – Jumlah korban tewas akibat wabah 2019-nCoV telah mencapai lebih dari 1.000 dengan 909 orang diketahui meninggal pada hari Minggu (9/2). Jumlah tersebut, menurut data resmi dari otoritas kesehatan Cina, melampaui jumlah korban dari epidemi SARS tahun 2003. Diketahui, SARS hanya membunuh 774 orang di seluruh dunia.
Hari ini (11/2), Komite Kesehatan Nasional Cina mengatakan jumlah infeksi yang terkonfirmasi di daratan Cina naik menjadi 40.171 orang. Sebanyak 97 kematian pada hari Senin dan 103 kematian hari ini, yang menyebabkan angka kematian terus bertambah menjadi 1.000 orang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan rilis terbarunya, yang menyatakan bahwa penyebaran Virus Corona ada diantara orang-orang yang belum pernah bepergian ke Cina. Hal itu, menurut WHO, bahkan bisa lebih parah dibanding mereka yang bepergian ke Cina.
Sekretaris Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menghimbau masyarakat global harus cepat menemukan vaksin dan obat. Atas dasar itu, WHO pun mengklaim ada 168 laboratorium yang memiliki teknologi tepat untuk mendiagnosis virus.
Tedros tidak menyebut laboratorium dimana saja dan teknologi seperti apa yang dia maksud. Namun, memang saat ini semakin banyak perusahaan yang berjuang untuk menemukan sampel virus itu untuk memvalidasi tes yang sudah mereka kembangkan. (EP)