Indonesiainside.id, Kuala Lumpur-Kelompok pemuda Muslim Malaysia menyatakan keprihatinan atas kekerasan di ibu kota India, New Delhi hari Jumat (28/2). Sejauh ini, kekerasan agama ini telah menimbulkan 30 korban jiwa.
Gerakan Pemuda Muslim Malaysia (ABIM) menggambarkan situasi itu sebagai kegagalan pemerintah India untuk melindungi warga negara. Kekerasan dipicu Undang-Undang Amendemen Kewarganegaraan (CAB), yang dinilai anti-Muslim.
“Pihak berwenang telah gagal mengendalikan kerusuhan para ekstremis agama yang menargetkan rumah-rumah Muslim dan tempat ibadah,” kata Sekretaris Jenderal kelompok itu Mohammad Fazril Mohd Salleh dikutip Anadolu Agency, Sabtu (29/2).
Fazril mempertanyakan bagaimana India, sebagai negara besar dengan sumber daya manusia dan kapasitas yang besar, dapat gagal melindungi warganya sendiri.
“Tidak mungkin bagi pasukan keamanan India menjadi sangat lemah untuk membiarkan pertumpahan darah ini terjadi,” katanya.
Fazril mengatakan ABIM prihatin dengan Undang-Undang Amendemen Kewarganegaraan (CAB) yang disahkan oleh India Desember lalu. Ia menilai undang-undang itu jelas tidak adil dan menindas kelompok tertentu.
Politisi nasionalis Hindu, Partai Bharatiya Janata (PBJ) yang berkuasa dipersalahkan karena dinilai telah menyebarkan kebencian yang membuat situasi semakin buruk, katanya. ABIM mendesak komunitas internasional menekan India agar menghentikan penindasan terhadap kelompok minoritas.
Kelompok itu juga mendesak Perdana Menteri (sementara) Malaysia Mahathir Mohamad untuk menyuarakan keprihatinan tentang masalah ini. (CK/AA)