Indonesiainside.id, Kabul- Pasukan militer Amerika Serikat (AS) hari Rabu (4/3) melancarkan serangan udara menyasarkan kedudukan milisi Taliban di Afghanistan. Serangan di Provinsi Helmand, Afghanistan Selatan, dilakukan beberapa jam selepas Presiden Donald Trump mengatakan dirinya ‘berkomunikasi dengan baik’ bersama pemimpin kelompok itu, guna melanjutkan pembicaraan damai, kutip AFP.
Juru bicara militer AS di Kabul, Kolonel Sonny Leggett, mengatakan serangan udara itu diluncurkan sebagai tanggapan atas serangan pimpinan Taliban yang menewaskan sedikitnya 20 personil keamanan. Menurut Leggett, serangan udara itu adalah bentuk pertahanan terhadap pasukan keamanan Afghanistan.
“Ini adalah serangan defensif untuk mengacaukan serangan,” tulis Sonny Legget melalui akun twitter. “Kami menyerukan kepada Taliban untuk menghentikan serangan yang tidak perlu dan menjunjung tinggi komitmen mereka. Seperti yang telah kami tunjukkan, kami akan membela mitra kami saat diminta,” tambahnya seperti dikutip AFP.
The US conducted an airstrike on March 4 against Taliban fighters in Nahr-e Saraj, Helmand, who were actively attacking an #ANDSF checkpoint. This was a defensive strike to disrupt the attack. This was our 1st strike against the Taliban in 11 days.
— USFOR-A Spokesman Col Sonny Leggett (@USFOR_A) March 4, 2020
Serangan ini adalah yang pertama terhadap Taliban dalam 11 hari sejak kedua belah pihak mencapai kesepakatan untuk meredakan ketegangan. Sebelumnya, hari Sabtu, keduanya memulai pembicaraan dan membahas kesepakatan damai yang ditandatangani di Doha.
Menurut ketentuan perjanjian kedua pihak, AS dan pasukan asing lainnya akan meninggalkan Afghanistan dalam waktu 14 bulan. Sementara gerilyawan Taliban berjanji akan menjamin keamanan.
Perjanjian itu juga mencakup komitmen untuk menukar 5.000 tahanan Taliban yang ditahan oleh pemerintah Afghanistan dengan imbalan 1.000 tawanan. Namun Presiden Ashraf Ghani telah menolak untuk melakukannya sebelum negosiasi dimulai.
“Kami masih berkomitmen pada upaya perdamaian. Tatapi adalah tanggung jawab kami untuk melindungi Kabul. AS dan Afghanistan berusaha mematuhi perjanjian perdamaian yang telah dicapai, “ ujar Sonny Leggett.
AS mengkaim, pihaknya melakukan serangan bela diri itu untuk mengonter serangan Taliban terhadap pasukan pemerintah Afghanistan di Provinsi Helmand, Afghanistan Selatan. AS menuduh Taliban melancarkan sekitar 43 serangan terhadap pos pemeriksaan Helmand hanya beberapa jam setelah gencatan senjata berakhir. Amerika meminta Talibah segera menghentikan serangan.
Hari Selasa (3/3), Presiden Donald Trump mengaku telah berbicara dengan seorang pemimpin Taliban melalui sambungan telepon. Trump merupakan presiden AS pertama pernah berbicara langsung dengan kelompok yang dianggap bertanggung jawab atas kematian ribuan tentara AS dalam perang selama hampir 19 tahun di Afghanistan.
Menyusul kesepakatan itu, AS segera menarik sebagain pasukannya dari Afghanistan. Penarikan pasukan itu akan mengubah jumlah tentara yang bertugas di sana dari sekitar 13.000 menjadi hanya 8.600. (CK)