Indonesiainside.id, Pretoria – Beberapa masjid di kota wisata Cape Town, Afrika Selatan, untuk sementara waktu akan ditutup bagi para jamaah. Tindakan ini dilakukan dalam upaya untuk mengurangi penyebaran virus corona yang telah menginfeksi 62 orang di negara itu.
Imam Masjid Al-Quds di Cape Town, Syeikh Abdurahmaan Alexander, mengatakan masjid sementara waktu akan ditutup mulai hari Selasa (17/3). Alexander mengatakan penutupan itu akan memengaruhi ibadah shalat harian dan shalat Jumat mingguan serta program-program lain yang telah dijadwalkan.
“Atas nama Imam Masjid Al-Quds, dewan pengawas dan komite eksekutif, kami dengan suara bulat memutuskan bahwa Masjid al-Quds di Cape Town akan tetap ditutup mulai Selasa pagi, 17 Maret 2020,” kata imam itu hari Senin dalam sebuah pernyataan melalui video.
Alexander mengatakan keputusan itu dibuat setelah banyak pertimbangan mendalam sesuai dengan keputusan Presiden Cyril Ramaphosa baru-baru ini. Pemerintah telah melarang lebih dari 100 orang berkumpul di satu tempat untuk menghindari kemungkinan penyebaran virus yang dikenal sebagai COVID-19.
Ramaphosa mengumumkan “keadaan bencana nasional” 15 Maret, untuk memungkinkan pemerintah memperkenalkan langkah-langkah untuk memerangi penyebaran virus. Langkah-langkah tersebut termasuk, menjaga jarak secara sosial dan menutup sementara sekolah dan lembaga lainnya.
Masjidul Al-Quds adalah salah satu masjid terbesar di Cape Town. Namun, Alexander menjelakan bahwa azan untuk memanggil sholat masih akan dilakukan untuk mengingatkan para jamaah untuk tetap beribadah tepat pada waktunya. Dan mereka dapat bekerja di rumah atau di tempat kerja.
Menurut situs berita yang dikelola oleh stasiun radio Muslim, Voice of the Cape, dua masjid juga dilaporkan ditutup sementara di Cape Town. Masjid di Jalan Utama Claremont dan masjid Shukrul Mubeen di Lansdowne untuk sementara waktu ditutup bagi para jamaah pada hari Senin, sebagai langkah pencegahan untuk mencegah penyebaran virus.
Virus yang dikenal sebagai COVID-19 muncul di Wuhan, Cina Desember lalu, dan telah menyebar ke setidaknya 163 negara dan wilayah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan wabah sebagai pandemi.
Menurut Worldometer, sebuah situs web yang mengumpulkan jumlah kasus terbaru, dari 173.000 kasus yang dikonfirmasi, jumlah kematian saat ini sudah melebihi 6.600, sementara lebih dari 77.500 pasien dinyatakan sembuh. Jumlah kasus aktif saat ini mencapai lebih dari 88.500, 93 persen di antaranya dalam kondisi ringan dan 7 persen dalam kondisi kritis. (CK/AA)