Indonesiainside.id, Kuala Lumpur – Malaysia secara resmi melakukan lockdown (mengunci diri) selama dua minggu, mulai hari ini (18/3). Langkah ini dimaksudkan untuk menghambat perkembangan virus corona baru (covid-19).
Hanya toko yang menjual makanan serta kebutuhan sehari-hari (sembako) yang boleh membuka dagangannya. Semua toko lain dan usaha nonmakanan diperintahkan untuk menutup diri.
Keputusan Malaysia itu berpotensi mengganggu stabilitas Singapura. Bahkan, Singapura bisa sempoyongan karenanya.
Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin, sebagaimana diberitakan media setempat awal pekan lalu, telah memerintahkan upaya pengendalian sebaran virus corona. Gerakan mencegah wabah virus corona dengan menutup diri ini akan diĺakukan hingga akhir Maret.
Tak hanya itu, lalu lintas orang juga sangat dibatasi. Pembatasan secara ketat perjalanan orang dari dan ke Malaysia, menurut situs Bloomberg, ternyata merupakan pukulan telak bagi negara tetangga Singapura. Gerak ekonomi Singapura sangat tergantung pada tenaga kerja dari Malaysia.
Negeri jiran itu sejak Senin malam sudah melarang semua penduduk bepergian ke luar negeri hingga dua minggu ke depan. Singapura bisa jadi akan sangat menderita dengan kebijakan ini. Tenaga kerja utama Singapura selama ini banyak yang berasal dari Malaysia.
Menurut sebuah lembaga riset Maybank Kim Eng, tak kurang dari 400.000 warga Malaysia lalu lalang ke Singapura setiap harinya. Mereka bekerja dan menempuh pendidikan di Singapura.
Ekonomi Singapura bisa kelimpungan. “Larangan bagi pekerja dan pelajar Malaysia untuk melintasi batas ke Singapura akan menyulitkan Singapura. Sekitar sepersepuluh tenaga kerja di Singapura bakal hilang. Jelas ini merugikan industri kasa dan manufaktur,” kata Chua Hak Bin, ekonom senior Maybank di Singapura.
Pasokan makanan di Singapura juga banyak bergantung dari Malaysia. Singapura bakal kian terhuyung-huyung.
Saat ini Singapura sudah menghadapi resesi karena gangguan virus corona pada sektor perdagangan dan pariwisata. Dalam perkirakaan ekonom senir Maybank itu, Singapura akan mengalami kontraksi 0,3 persen pada produk domestik bruto (PDB) tahun 2020. Potensi penurunan bisa jauh lebih parah jika penutupan/penguncian Malaysia berjalan lebih lama. (AS)