Indonesiainside.id, Washington-Anggota satuan tugas (satgas) virus corona Gedung Putih dan pakar penyakit menular terkemuka Amerika Serikat (AS), mengatakan tak akan menggunakan istilah ‘virus Cina’ untuk Covid-19. Anthony Fauci, menyampaikan hal ini pada Ahad (22/3), kepada majalah Science.
Dalam konferensi pers belum lama ini, Presiden AS Donald Trump mengatakan Cina seharusnya mengungkapkan penemuan infeksi virus corona jauh lebih awal.
“Saya memberi tahu orang-orang yang relevan bahwa hal itu tidak tepat, sebab dua atau tiga bulan sebelumnya adalah September,” kata Fauci, yang juga menjabat sebagai Direktur Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular AS (U.S. National Institute of Allergy and Infectious Diseases/NIAID).
Ketika ditanya apakah AS seharusnya menerapkan “ide-ide kreatif” yang diadopsi negara-negara lain dalam merespons virus corona, seperti halnya praktik di Cina yang menggunakan termometer untuk mengukur suhu tubuh pengunjung sebelum memasuki pasar swalayan, Fauci menyebut langkah-langkah tersebut layak untuk dipertimbangkan.
“Menurut saya masalah logistik untuk hal itu perlu diselesaikan … Saya akan mengangkatnya dalam pertemuan satuan tugas mendatang dan melihat apakah ada semacam alasan terkait logistik dan birokrasi mengapa opsi itu tidak dapat dilakukan,” tutur Fauci. “Alasan untuk melakukannya paling tidak patut dipertimbangkan secara serius,” lanjutnya.
Menurut Fauci, dia telah menyarankan agar Gedung Putih mengadakan konferensi pers secara virtual. Namun anjuran tersebut sejauh ini belum diadopsi.
“Ketika berurusan dengan Gedung Putih, terkadang Anda perlu menyampaikan sesuatu satu, dua, tiga, empat kali, dan baru hal itu berhasil. Karenanya, saya akan terus mengupayakannya,” tutur Fauci. (CK/Ant/xh)