Indonesiainside.id, Jakarta– Presiden Filipina Rodrigo Duterte memerintahkan polisi dan militer untuk menembak mati mereka yang menggelar protes selama karantina wilayah. Tindakan keras Duterte dilakukan setelah 150 orang kaum miskin kota dengan dukungan kelompok kiri Kadamay menggelar demonstrasi soal tidak meratanya distribusi bantuan makanan di Quezon City.
“Perintah saya kepada polisi dan militer, jika ada konflik dan membahayakan hidup Anda, tembak mati saja,” ujar Duterte, kutip the Philippine Star, Rabu (1/4) malam.
Duterte mengatakan pemerintahannya tak akan membiarkan pelanggar hukum tak memperoleh efek jera. Ia mengatakan tidak ragu perintahkan tembak mati peserta demonstrasi.
“Kami siap untuk Anda, saya tidak akan ragu tentara saya untuk menembak Anda. Saya tidak akan ragu untuk memerintahkan polisi untuk menangkap dan menahan Anda,” ujar Duterte.
Pada Rabu pagi, para demonstran yang berasal dari permukiman informal di Sitio San Roque berbondong- bondong ke Barangay Bagong Pag-asa. Dalam aksinya, mereka mengatakan belum menerima bantuan makanan dan keuangan dari pemerintah sejak karantina untuk mencegah penularan Covid-19 berlaku pada 17 Maret.
Polisi membubarkan demonstrasi itu dan menangkap sejumlah pengunjuk rasa. Direktur Polisi Quezon City (QCPD) Brig. Jenderal Ronnie Montejo mengatakan akan menyeret demonstran yang melanggar protokol karantina ke pengadilan.
Sementara Wali Kota Joy Belmonte mendesak polisi untuk membebaskan mereka karena alasan kemanusiaan, tetapi dengan peringatan hukuman jika pelanggaran itu berulang. Dia juga mengusulkan peninjauan daftar penerima bantuan di Barangay Bagong Pag-asa demi memastikan tak ada pihak yang merasa diacuhkan. (CK/AA)