Indonesiainside.id, Dakar-Dua dokter asal Prancis akhirnya menyampaikan permintaan maaf setelah sebelumnya mengundang kemarahan publik di tengah wabah COVID-19. Sebelumnya ia dituduh bertindak rasis ketika mengusulkan agar vaksin COVID-19 secara ideal diuji coba pada manusia di Afrika.
“Saya ingin menyampaikan permintaan maaf saya kepada mereka yang kesal, kecewa dan terhina dengan komentar yang saya buat tanpa berpikir terlebih dahulu,” kata Jean-Paul Mira.
#Covid-19 Vacine: Two French Doctors think Africans are guinea pigs, its a shame how racism boldly persists on French National TV! Dr Jean-Paul Mira & Camille Locht. #someonetellFrance we aint your Slaves!#someonetellFrance We aint age mates! #AfricansAreNotLabRats pic.twitter.com/1cVnn7Vyzz
— Anthony Muraya (@AnthonyMuraya89) April 4, 2020
Salah satu dokter itu, Jean-Paul Mira, adalah kepala unit perawatan intensif di rumah sakit Cochin di Paris. Komentar rasi itu dibuat pada hari Rabu di siaran televisi lokal Prancis, LCI saat wawancara membahas proses uji coba vaksin COVID-19. Menurutnya kala itu, uji coba bisa dimulai di Eropa dan Australia menggunakan vaksin BCG tuberculosis.
Dalam wawancara yang disiarkan di saluran LCI, Jean-Paul Mira dan Camille Locht mengemukakan usulan untuk menguji vaksin baru pada populasi Afrika yang miskin. Mira juga bergabung dengan Camille Locht mengatakan dalam wawancara itu, “Jika saya bisa menjadi provokatif, bukankah kita harus melakukan penelitian ini di Afrika, di mana mereka tidak memiliki masker, perawatan atau perawatan intensif, seperti yang mereka lakukan untuk studi AIDS atau GRO?,” katanya. “Kita bisa mencoba karena kita tahu mereka sangat rentan dan tidak melindungi diri mereka sendiri,” tambah Mira.
Setelah komentar itu ia banyak dibanjiri kritik di media sosial. Mantan bintang sepak bola Didier Drogba menulis di Twitter, “Afrika bukan laboratorium uji coba. Saya sangat menolak tuduhan yang salah dan rasis,” tulis Didier Drogba. “Saya sangat mencela pernyataan serius, rasis, dan menghina ini. Bantu kami menyelamatkan hidup di Afrika dan menghentikan penyebaran virus yang mengguncang dunia ini, bukannya menganggap kami sebagai kelinci percobaan. Itu tidak masuk akal,” tambah Drogba dikutip Reuters.
Bienvenue en occident , la où le blanc se croit tellement supérieur que racisme et débilité deviennent banalité. TIME TO RISE ✊🏿 pic.twitter.com/R08R7K9QAw
— Demba Ba (@dembabafoot) April 2, 2020
Pemain sepak bola Senegal Demba Ba juga mengkritik pernyataan dokter itu. Ia menggambarkan kesombongan komunitas kulit putih di Barat. Sementara itu, sebuah kumpulan pengacara Maroko mengatakan akan menuntut Mira karena penistaan ras. (CK)