Indonesiainside.id, Ramallah–Jumlah keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan di Palestina bertambah setelah ada wabah virus corona (COVID-19). Seorang pejabat senior Palestina hari Sabtu (4/4) memperkirakan akan ada peningkatan dua kali lipat dalam beberapa bulan mendatang di tengah pandemi global.
Menteri Pembangunan Sosial Palestina Ahmad Majdalani mengatakan kepada Xinhua bahwa puluhan ribu rumah tangga di Palestina telah jatuh ke bawah garis kemiskinan akibat penutupan perusahaan dan bisnis belum lama ini menyusul wabah virus COVID-19 dan kebijakan pengendalian yang ketat.
Jumlah rumah tangga Palestina yang hidup dalam kemiskinan diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 100.000 dalam beberapa bulan mendatang, yang hampir dua kali lipat dari angka saat ini, kata Majdalani. Garis kemiskinan relatif Palestina mengacu pada rumah tangga beranggotakan dua orang dewasa dan tiga anak dengan penghasilan bulanan sebesar 2.470 shekel Israel (1 shekel = Rp4.506) atau setara 691 dolar AS (1 dolar AS = Rp16.464), menurut data 2017.
Majdalani mengungkapkan bahwa pemerintah akan membutuhkan setidaknya 64 juta dolar AS sesegera mungkin guna memberikan bantuan keuangan bagi keluarga miskin, kaum lanjut usia, dan penyandang disabilitas.
Penurunan pendapatan lokal dan bantuan asing, penutupan paksa bisnis dan perusahaan dapat menguras sumber daya keuangan pemerintah, kata menteri itu.
Pekan lalu, Palestina mengumumkan penerapan anggaran darurat dan pembatasan pengeluaran pemerintah yang ketat mengingat menyusutnya pendapatan akibat serbuan virus corona. Perdana Menteri Palestina Mohammed Ishtaye mengatakan bahwa pemerintahannya diperkirakan akan membutuhkan 120 juta dolar AS untuk mengatasi pandemi ini.
Palestina mengumumkan darurat nasional sejak 5 Maret, serta menerapkan tindakan pencegahan ketat di berbagai kota untuk mengendalikan penyebaran virus mematikan itu. (CK/Ant/Xh)