Indonesiainside.id, Sahibadad – Polisi Sahibabad di India menjemput 10 warga negara Indonesia (WNI) di distrik Ghaziabad setelah menghadiri pertemuan keagamaan dan tinggal di sebuah masjid, Dabtu malam (4/3). WNI tersebut tinggal di rumah seorang penduduk di daerah Shaheed Nagar.
“Lima dari 10 adalah perempuan. Mereka juga membawa paspor, sementara beberapa lainnya menyimpan paspor di kantor Jamaat di Delhi,” ujar otoritas Sahibabad, Rakesh Mishra, dilansir dari Hindustan Times, Ahad (5/4).
Dia juga menuturkan bahwa ke-10 WNI telah dibawa ke fasilitas karantina karena diduga membawa virus corona (Covid-19). Hal itu terjadi ketika Departemen Kesehatan wilayah Ghaziabad, mengatakan bahwa mereka mengkonfirmasi 10 kasus baru virus corona (Covid-19) pada Sabtu (4/4). Kenaikan kasus tersebut disebabkan klaster dari orang-orang yang menghadiri Jamaah Tabligh di Nizamuddin, Delhi.
Sementara pemerintah negara bagian Uttar Pradesh akan menyita paspor dari keseluruhan WNI itu, karena mereka berada di India dengan visa turis. WNI tersebut sebenarnya tidak diizinkan untuk menghadiri acara keagamaan atau ikut serta karena penyelenggara hanya mengizinkan bagi mereka yang memiliki visa ‘misionaris’ bukan visa turis.
Hingga Sabtu malam, ada 306 orang asing yang diidentifikasi di Uttar Pradesh. Pemerintah Uttar Pradesh menuturkan, paspor dari 228 orang itu disita dan diajukan ke ranah hukum di bawah Undang-Undang Orang Asing, Undang-Undang Epidemi dan Penanggulangan Bencana.
Para pejabat mengatakan mereka memiliki daftar 13 kasus positif virus corona sampai Jumat malam. Jumlah tersebut meningkat menjadi 23 pada Sabtu malam dengan 10 kasus tambahan baru.
“Sembilan pasien Covid-19 lainnya adalah mereka yang menghadiri berbagai pertemuan religius. Pasien positif berasal dari seluruh wilayah di Ghaziabad, dari daerah-daerah seperti Masuri, Loni, Muradnagar, dan lain-lain,” kata NK Gupta, kepala Medis Ghaziabad.
“Dari 23 pasien, kami sekarang memiliki 13 pasien Covid-19 yang muncul beberapa hari terakhir setelah pejabat kesehatan dan polisi melakukan pelacakan. Semua orang ini diambil setelah adanya kasus yang dilaporkan dari Nizamuddin di Delhi,” tambahnya. (AS)