Indonesiainside.id, Paris – Serangan pisau, yang disebut serangan terorisme oleh Pemerintah Prancis, telah mengakibatkan dua orang tewas dan lima lainnya luka. Serangan tersebut terjadi pada Sabtu (4/4) pagi waktu setempat di Kota Roma-sur-Isere.
Polisi mengatakan penyerang berusia 33 tahun menikam tujuh orang di toko-toko dan jalan-jalan di pusat kota Roma-sur-Isere tidak lama sebelum ditangkap. Diketahui pria tersebut berkebangsaan Sudan.
“Dia ditangkap ketika sedang menyerahkan diri di trotoar sambil berdoa dalam bahasa Arab,” kata polisi dilansir dari ABC News, Sabtu (4/4).
Menteri Dalam Negeri, Christophe Castaner, mengatakan bahwa dia sudah melaporkan kejadian tersebut ke kantor kejaksaan anti-teroris. Dia menuturkan saat ini pihak berwenang sedang mendalami situasi dan akan memutuskan apakah tindakan tersebut termasuk dalam tindakan teroris atau tidak.
Polisi kehakiman Wilayah Lyon awalnya membuka penyelidikan, yang kemudian di malam hari diambil alih oleh kantor kejaksaan anti-teroris. Dalam siaran pers, kantor kejaksaan anti-teror mengungkapkan bahwa terdapat suatu dokumen di rumah tersangka. Dokumen tersebut bertuliskan keluh kesahnya yang tinggal di negara orang kafir, dalam kasus ini Prancis.
Tersangka saat ini ditahan dengan tuduhan pembunuhan dan percobaan pembunuhan sehubungan dengan perusahaan teroris dan asosiasi teroris kriminal. Seorang teman dari tersangka juga ditempatkan di tahanan polisi.
“Pasukan keamanan turun tangan dan mampu dengan cepat menetralisirnya,” kata Castaner.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyatakan dukungannya kepada para korban dalam sebuah unggahan. Dia mengatakan turut berduka cita kepada korban serangan pisau tersebut. Macron menyebut serangan tersebut sangat keji dan tidak terpuji. (CK)