Indonesiainside.id, New York – Perekonomian Amerika Serikat (AS) dinilai telah memasuki resesi dan akan tetap menyusut pada paruh pertama 2020 akibat pandemi virus Corona. Survei tersebut dirilis oleh Asosiasi Nasional Ekonomi Bisnis (National Association for Business Economics/NABE) AS, Jumat (10/4).
“Survei itu menyimpulkan bahwa tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) riil menurun 2,4 persen secara tahunan pada kuartal pertama 2020, dan akan menyusut 26,5 persen secara tahunan pada kuartal kedua,” kata presiden NABE yang juga kepala ekonom KPMG, Constance Hunter, Sabtu(11/4).
“Panel survei merasa optimistis tentang kembalinya pertumbuhan ekonomi menjelang akhir paruh kedua 2020, mengantisipasi tingkat pertumbuhan PDB riil tahunan sebesar 2,0 persen pada kuartal ketiga,” katanya.
Survei terhadap 45 ekonom yang dilakukan pada 3-7 April itu menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di AS diprediksi akan melonjak menjadi 12 persen pada kuartal kedua, dengan angka rerata hilangnya pekerjaan mencapai 4,58 juta pekerjaan untuk lapangan kerja nonpertanian bulanan. Namun, tingkat pengangguran itu diprediksi akan turun kembali menjadi 9,5 persen pada akhir 2020.
“Meskipun terdapat penurunan tajam dalam kondisi pasar tenaga kerja, prediksi median menunjukkan kondisi tersebut akan membaik pada akhir tahun ini dengan dukungan dari stimulus fiskal dan moneter yang agresif, dengan para panelis memprediksi bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), akan mempertahankan tingkat suku bunga mendekati nol persen hingga 2021,” tutur Hunter.
Survei tersebut dilakukan setelah Departemen Ketenagakerjaan AS pada Kamis (9/4) melaporkan bahwa pekan lalu 6,6 juta warga AS mengajukan klaim pengangguran awal, menambah angka pengangguran dalam tiga pekan menjadi 16,8 juta orang, luar biasa besar, dan menggarisbawahi kian bertumpuknya dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19.
The Fed pada Kamis yang sama juga memperkenalkan sejumlah program baru untuk menyediakan dana pinjaman hingga 2,3 triliun dolar AS l guna membantu rumah tangga, bisnis, serta pemerintah negara bagian dan daerah dalam menghadapi pandemi itu.
“Peran The Fed adalah memberikan bantuan dan stabilitas sebesar yang kami mampu selama periode aktivitas ekonomi yang terbatas ini,” kata Kepala The Fed Jerome Powell.
Dia menambahkan, bank sentral AS akan terus menggunakan perangkatnya untuk membantu memandu perekonomian AS melewati masa sulit ini.(EP/xh)