oleh: Nurcholis
Indonesiainside.id, London— Sebanyak 10.612 orang yang dirawat di rumah sakit di Inggris dan dinyatakan positif virus coronabaru (Covid-19) telah meninggal hingga Sabtu (11/4) sore waktu setempat, bertambah 737 dibandingkan hari sebelumnya. Hingga Ahad (12/4) pagi waktu setempat, kasus terkonfirmasi di Inggris mencapai 84.279, demikian dipaparkan Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial Inggris.
Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial menambahkan bahwa 352.974 tes telah dilakukan, dengan 18.000 tes dilakukan pada Sabtu (11/4). Beberapa jam sebelum informasi baru tersebut dirilis, juru bicara Downing Street mengonfirmasi bahwa Perdana Menteri Inggris Boris Johnson “diizinkan meninggalkan rumah sakit untuk melanjutkan pemulihannya di (rumah dinas) Chequers.”
Dalam video yang diunggah di Twitter, Johnson memuji staf Layanan Kesehatan Nasional (National Health Service/NHS) karena menyelamatkan hidupnya.
“Sulit menemukan kata-kata untuk mengungkapkan utang saya kepada NHS karena telah menyelamatkan hidup saya. Upaya jutaan orang di negara ini untuk tetap berada di rumah layak dilakukan,” kata sang perdana menteri.
“Bersama-sama kita akan mengatasi tantangan ini, karena kita mengatasi begitu banyak tantangan di masa lalu. #StayHomeSaveLives,” ujar Johnson.
Sang perdana menteri dipindahkan ke bangsal umum pada Kamis (9/4) malam setelah menjalani perawatan intensif selama tiga hari. Dia dibawa ke rumah sakit pada 5 April, sepuluh hari setelah dinyatakan positif COVID-19. Sementara itu, pemerintah Inggris pada Ahad (12/4) mengumumkan bahwa paket senilai 200 juta poundsterling (1 poundsterling = Rp19.707) akan mendukung badan-badan amal Inggris dan organisasi-organisasi internasional guna membantu mengurangi infeksi massal di negara-negara berkembang yang acap kali kekurangan sistem perawatan kesehatan untuk melacak dan menghentikan penyebaran virus.
Bantuan baru tersebut termasuk 130 juta poundsterling bagi sejumlah badan PBB untuk merespons permintaan bantuan mendesak mereka. Dari jumlah tersebut, 65 juta poundsterling akan diberikan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengoordinasikan upaya internasional untuk lebih cepat mengakhiri pandemi, menurut pemerintah Inggris.
“Virus corona tidak mengenal batas negara, sehingga kemampuan kita untuk melindungi masyarakat Inggris hanya akan efektif jika kita juga memperkuat sistem perawatan kesehatan negara-negara berkembang yang rentan,” kata Menteri Pembangunan Internasional Inggris Anne-Marie Trevelyan dalam sebuah pernyataan. (CK/Ant/Xh)