Indonesiainside.id, Casablanca – Israel melaporkan bahwa 13 warga Yahudi di Maroko meninggal dunia akibat komplikasi virus corona, Senin (13/4). Pejabat Israel yang memantau perkembangan komunitas Yahudi di Maroko melaporkan bahwa para korban semuanya berasal dari Casablanca.
Pada awal minggu ini, total 1.661 kasus virus corona yang telah dikonfirmasi di Maroko, dengan 118 kasus kematian. Oleh karena itu, warga Yahudi di Maroko menyumbang 11 persen dari total kasus kematian.
Di antara korban yang meninggal, tiga kerabat pemimpin Partai Buruh Israel Amir Peretz termasuk didalamnya. Mereka adalah Emil Peretz, 74, seorang pengusaha terkemuka, istrinya Simone, 75, dan putranya Ari, 52.
Kedua korban yakni ibu dan anak meninggal pada akhir Maret lalu. Sedangkan Ayah mereka meninggal seminggu kemudian.
Dalam sebuah postingan di Facebook, seorang politisi Israel melaporkan bahwa pejabat pemerintah Maroko dan anggota keluarga kerajaan telah menghubunginya untuk menyatakan belasungkawa mereka.
“Jarak yang diamanatkan oleh pandemi virus corona telah mencegah anggota keluarga besar Emil, Simone dan Ari untuk bersama mereka di saat-saat sulit mereka dan untuk menghormati mereka di pemakaman mereka,” tulisnya.
Komunitas Yahudi di Maroko menjadi salah satu yang paling terpukul akibat pandemi virus corona. Menurut angka resmi, sekitar 2.000 orang Yahudi saat ini tinggal di Maroko, dan sebagian besar bermukim di kota pelabuhan.
Para pejabat tidak dapat memberikan perincian tentang jumlah orang Yahudi di Maroko yang terinfeksi virus corona. Termasuk warga yang dirawat di rumah sakit pun belum ada informasi yang bisa didapatkan.
Pandemi itu diyakini mulai menyebar di komunitas Yahudi Maroko setelah beberapa orang Yahudi dari Prancis, yang sudah terinfeksi, menghadiri pernikahan di kota pantai Agadir. Beberapa penduduk setempat pada pernikahan itu kemudian berpartisipasi dalam pertemuan dan perayaan liburan Purim sekitar 400 km dari Casablanca.
Di antara korban terakhir adalah Rabbi Sholom Eidelman, utusan lama Chabad, sebuah gerakan penyebaran Ortodoks, di Casablanca. Eidelman, 83, bermarkas di Maroko selama lebih dari setengah abad, di mana ia mendirikan sebuah kollel (lembaga pembelajaran Yahudi) dan melatih generasi rabi.
Bulan lalu, Rabi Yoni Golker, seorang rabi di Sinagog St John’s Wood di London mengungkapkan bahwa ia positif terkena virus corona. Dia mulai menunjukkan gejala tak lama setelah kembali dari perjalanan ke Casablanca, di mana ia mengunjungi sekolah dan sinagog Yahudi.
Sekitar selusin orang Yahudi di Maroko yang memiliki kewarganegaraan Israel berusaha untuk meninggalkan Maroko dan kembali ke Israel. Proposal Kementerian Luar Negeri Israel agar mereka dipulangkan tidak mendapatkan izin dari otoritas Maroko. (CK/Maulana Rozandy)