Indonesiainside.id, Washington DC – Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus terbanyak yang mengkonfirmasi virus Covid-19 di dunia. Namun, Presiden AS, Donald Trump, kembali pada solusi ‘favorit’nya, yaitu menutup sementara semua pintu imigrasi dari negara lain.
Namun, Partai Demokrat mengecam rencana Trump itu. Salah satu anggota Kongres dari partai itu menyebutnya sebagai kambing hitam xenofobia, yaitu rasa takut terhadap dunia dan orang-orang yang berasal dari luar.
Dilansir dari laman The Guardian, para ahli epidemiologi telah memperingatkan bahwa ancaman yang lebih besar adalah ancaman dari dalam negeri. Mereka mengatakan demonstrasi anti-lockdown yang baru-baru ini terjadi di seluruh negara bagian AS, justru dapat menyebabkan meningkatnya kasus Covid-19.
Di Georgia, Gubernur Brian Kemp, mengumumkan pusat bisnis termasuk pusat kebugaran, bioskop, dan restoran akan dibuka kembali di Georgia dalam beberapa hari mendatang. Meskipun kebijakan itu mendatangkan kontra dari ahli kesehatan masyarakat.
Warga AS dengan usia lanjut mempunyai tingkat kematian pada infeksi Covid-19 sebesar 90%. Tetapi, warga AS dengan usia lanjut dan berkulit hitam lebih mungkin menjadi korban infeksi daripada orang kulit putih di AS. The Guardian melaporkan bahwa pandemi ini telah merenggut nyawa banyak pendeta kulit hitam, pemain, dan aktivis yang berpartisipasi dalam perjuangan hak-hak sipil. (CK)