Indonesiainside.id, New York – Terdapat satu hal yang dirasa janggal pada panti jompo di Kota New York AS. Panti jompo itu melaporkan beberapa pasien meninggal akibat Covid-19.
Dilansir dari laman NPR, terdapat satu hal yang membedakan panti jompo di New York. Mereka mengamati 78 panti jompo di New York, dimana tujuh dari 11 panti jompo dengan jumlah kematian tertinggi melaporkan bahwa 46 persen atau lebih dari penghuninya adalah warga dengan non-kulit putih.
Di salah satu panti, mereka melaporkan 55 orang telah meninggal pada 20 April dan di sepuluh tempat lainnya melaporkan 30 kematian atau lebih. “Sebagian besar penghuni non-kulit putih. Ini meliputi orang berkulit hitam dan latin,” kata analis NPR, Rabu (23/4).
Di satu fasilitas, kata analis NPR, Pusat Rehabilitasi dan Perawatan Franklin di Queens, yang melaporkan 45 kematian, 80 persen penduduknya adalah kaum minoritas, termasuk 47 persen yang berasal dari Asia. NPR kemudian mengajukan catatan kepada Pusat Layanan Medicare dan Medicaid untuk mengumpulkan data di setiap panti jompo di Amerika Serikat.
“Kami memfokuskan analisis kami di New York karena negara itu memiliki kematian Covid-19 terbanyak,” ujarnya.
Lima puluh delapan persen dari kematian di negara bagian itu terjadi di panti jompo. Bahkan sebagian besar warga yang meninggal di panti jompo di wilayah lain New York tinggal di panti jompo yang memiliki persentase penduduk dengan dominasi warna kulit yang tinggi. Populasi di panti jompo tersebut cenderung mencerminkan demografi wilayah di mana mereka berada.
Ketidakseimbangan rasial dalam kematian di panti jompo New York mencerminkan tren nasional lainnya. Dimana menyatakan bahwa di antara semua kematian, di seluruh negeri akibat dari Covid-19, orang kulit hitam dan Hispanik merupakan bagian yang tidak sebanding dari kematian.
NPR menganalisis data lain juga, termasuk sistem pemerintah federal tentang bagaimana mereka memberikan fasilitas terhadap panti jompo. Di negara bagian New York, panti jompo yang mencatat kematian sebenarnya memiliki kualitas yang lebih baik daripada panti jompo lainnya.
Setengah dari fasilitas yang melaporkan kematian mendapatkan peringkat bintang empat atau lima dari situs web Medicare’s Nursing Home Compare. Dimana hal itu berarti memiliki fasilitas diatas rata-rata atau jauh diatas rata-rata.
Secara nasional, orang yang tinggal di panti jompo dan fasilitas perawatan jangka panjang lainnya mendekati satu dari lima kematian di seluruh dunia akibat Covid-19. “Tidak mengherankan bahwa ini dibesar-besarkan,” kata Clyde Yancy, kepala kardiologi di Sekolah Kedokteran Feinberg University Northwestern, yang angkat bicara mengenai temuan NPR tentang ketidakseimbangan rasial dalam kematian di rumah perawatan.
Ketidaksetaraan selama bertahun-tahun dapat menyebabkan berkurangnya akses ke perawatan kesehatan, kehidupan yang sulit dari pekerjaan, dan kemungkinan yang lebih besar untuk terserang diabetes, asma, dan kondisi lain yang sekarang membuat orang di panti jompo memiliki risiko yang lebih besar. Panti jompo sekarang diakui sebagai salah satu garis depan pandemi, terlebih mereka memiliki penduduk sering lemah, dan memiliki masalah kesehatan yang mendasarinya. (CK)