Indonesiainside.id, Jakarta – Inggris akan mulai melakukan uji coba vaksin Covid-19 langsung kepada manusia, hari ini, Kamis (23/4). Sementara di Jerman, rencana uji coba yang sama juga telah disetujui oleh pemerintah, tapi belum diumumkan kapan waktu pelaksanaannya.
Dalam sebuah jumpa pers, Sekretaris Kesehatan Inggris, Matt Hancook, mengumumkan bahwa para ilmuwan di Oxford akan mulai menguji keamanan obat untuk digunakan pada manusia, hari ini, seperti yang dilansir oleh laman arabnews.com.
Dia juga mengumumkan penggunaan anggaran sebesar £20 juta atau sekitar Rp384 miliar untuk melakukan uji coba kepada manusia ini, serta dana £22,5 juta atau sekitar Rp432 miliar untuk proyek vaksin lain yang sedang berjalan di Imperial College London.
“Kedua proyek yang menjanjikan ini membuat kemajuan pesat. Saya sudah memberi tahu para ilmuwan yang memimpin mereka bahwa kami akan melakukan segala daya kami untuk mendukung mereka.” Kata Hancock.
Namun apakah vaksin dapat dikembangkan sebelum akhir tahun, akan tergantung pada kecepatan uji coba dan apakah dapat diproduksi pada skala besar. “Jika salah satu dari vaksin ini bekerja dengan aman, maka kami dapat menyediakannya sesegera mungkin,” tambah Hancock.
Sarah Gilbert, seorang profesor vaksinologi dari Universitas Oxford, mengatakan timnya telah mengompres kerja lima tahun menjadi empat bulan untuk mencapai tahap ini. “Ini bukan hanya untuk negara ini, kita perlu membuat vaksin untuk dunia,” tambahnya. “Prospek sangat bagus, tetapi tidak pasti.”
Sementara itu, di Jerman, pemerintah juga telah menyetujui pengujian langsung kepada manusia terhadap vaksin potensial Covid-19 yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech.
Uji coba nantinya akan dilakukan pada 200 orang sehat berusia antara 18 dan 55 pada tahap pertama. Sementara untuk tahap kedua akan diuji pada lebih banyak orang, termasuk mereka yang berisiko lebih tinggi dari penyakit ini, kata badan pengawas Paul-Ehrlich-Institut (PEI).
Informasi yang dilansir oleh laman channelnewsasia.com, bahwa saat ini BioNTech sedang mengembangkan kandidat vaksin, bernama BNT162, bersama dengan mitranya, raksasa farmasi Jerman Pfizer.
Uji coba adalah langkah penting dalam upaya membuat vaksin tersedia sesegera mungkin, kata PEI. Ditambahkan juga bahwa persetujuan itu adalah hasil penilaian yang cermat terhadap profil risiko dan manfaat potensial dari calon vaksin.
Namun, baik institut maupun pengembang belum menentukan kapan uji coba akan dimulai, meskipun BioNTech menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa itu akan segera dilakukan.
Sekarang ada lebih dari 100 proyek vaksin sedang dalam pengembangan di seluruh dunia. Tetapi hanya tim peneliti di Amerika Serikat dan Cina yang telah menyuntikkan kepada manusia. (CK)