Indonesiainside.id, Washington—CEO perusahaan biofarmasi Amerika Serikat (AS) Gilead Sciences Daniel O’Day mengatakan obat antivirus eksperimental Remdesivir akan dapat disalurkan kepada para pasien Covid-19 yang dirawat inap dalam beberapa hari ke depan.
“Kami bermaksud menyalurkan obat tersebut kepada para pasien pada awal pekan depan, mulai bekerja sama dengan pemerintah, yang akan menentukan kota-kota mana yang paling rentan dan memiliki pasien yang memerlukan obat ini,” kata O’Day kepada CBS, jaringan televisi AS.
Gilead mendonasikan seluruh pasokan Remdesivirnya, yang kira-kira berjumlah 1,5 juta botol, atau 100.000 hingga 200.000 rangkaian pengobatan bergantung pada durasi perawatannya.
Badan pengawas obat dan makanan AS, Food and Drug Administration (FDA), pada Jumat (1/5) memberikan Izin Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization/EUA) Remdesivir untuk mengobati Covid-19.
“Data dari uji klinis menunjukkan bahwa obat antivirus Remdesivir menunjukkan “kabar yang cukup bagus” dan menetapkan standar pengobatan baru untuk pasien Covid-19,” kata Anthony Fauci, Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS.
Belum ada obat yang disetujui oleh FDA sebagai obat yang aman dan efektif untuk mengobati pasien Covid-19. Karena itu, FDA memberikan izin penggunaan darurat Remdesivir untuk mengobati Covid-19 di bawah mekanisme EUA.
Remdesivir masih belum mengantongi izin atau persetujuan di mana pun di dunia, sementara beberapa penelitian Fase 3 saat ini tengah berlangsung guna menentukan keamanan dan kemanjuran obat tersebut untuk mengobati Covid-19. (SD/ xinhua)