Indonesiainside.id, Washington – Kepala Staf Militer Gabungan Amerika Serikat (AS) mengatakan satelit yang diluncurkan Iran bulan lalu, saat ini hanya ‘berputar-putar’ saja di ruang angkasa. Menurutnya AS tidak begitu mengkhawatirkan apa yang dilakukan Iran.
“Kami tidak terlalu khawatir dengan satelit itu,” kata Jenderal Angkatan Darat, Mark Milley, di Pentagon, bersama dengan menteri pertahanan, Selasa (5/5).
Pengawal Revolusi Iran mengatakan bulan lalu meluncurkan Satelit Noor, ke orbit rendah yang mengelilingi bumi setelah menggunakan roket peluncur di lokasi peluncuran baru. Komandan Pasukan Luar Angkasa AS, Jenderal Jay Raymond memberikan penilaian militernya di Twitter tentang satelit pada saat itu. “Iran menyatakan memiliki kemampuan pencitraan, padahal sebenarnya, itu adalah webcam yang terjungkal di ruang angkasa,” kicau Raymond.
Jenderal ruang angkasa AS itu mengatakan Satelit Noor tidak mungkin memberikan Iran intelijen yang berarti. Namun, perwira tinggi militer AS mengakui bahwa teknologi rudal Iran untuk meluncurkan satelit itu yang menjadi masalah.
“Rudal yang berbeda dapat melakukan hal yang berbeda dan satu dapat membawa satelit yang lain dapat membawa semacam perangkat yang dapat meledak,” tambah Milley.
“Intinya adalah, ya, ini adalah masalah keamanan kapan pun Iran menguji segala jenis rudal jarak jauh.” Kata Miilley, yang dilansir oleh Fox News.
Pejabat senior AS telah lama memperingatkan bahwa teknologi sama yang digunakan untuk menempatkan satelit ke ruang angkasa juga bisa digunakan untuk menembakkan rudal jarak jauh yang mampu mengenai wilayah AS.
“Program ruang angkasa rahasia mereka memajukan teknologi yang digunakan dalam sistem pengiriman senjata nuklir,” kata Sekretaris Negara, Mike Pompeo memperingatkan, dalam sebuah tweet bulan lalu.
Pompeo kemudian mengatakan peluncuran satelit militer adalah bukti program luar angkasa Iran tidak damai atau sepenuhnya sipil.
“Selama bertahun-tahun, Iran mengklaim program antariksanya murni damai dan sipil. Pemerintahan Trump tidak pernah percaya fiksi ini,” kata Pompeo dalam sebuah pernyataan 25 April lalu.
Sementara itu, embargo senjata terhadap Iran terkait dengan perjanjian nuklir akan berakhir pada bulan Oktober. Namun pemerintah AS melalui Presiden Donald Trump berencana akan memperpanjang sanksi itu. Terkait hal itu Presiden Iran mengancam akan memberi respons yang menghancurkan, jika AS berani macam-macam dengan rencana pencabutan embargo tersebut Oktober nanti oleh PBB. (CK)