Indonesiainside.id, Jenewa – Dewan Perawat Internasional (ICN) mengatakan bahwa mereka percaya setidaknya 90.000 petugas kesehatan telah terinfeksi. Sementara lebih dari 260 perawat telah meninggal dalam pandemi virus corona, demikian lapor ICN hari Rabu (6/5).
Kegagalan oleh pemerintah untuk mencatat tingkat infeksi dan kematian staf layanan kesehatan adalah skandal yang menempatkan mereka pada risiko yang lebih tinggi dan meremehkan skala sebenarnya dari masalah tersebut, kata ICN dalam sebuah pernyataan yang dirilis di Jenewa.
“Kurangnya data resmi tentang infeksi dan kematian di antara perawat dan petugas kesehatan lainnya sangat memalukan,” kata CEO ICN Howard Catton.
“Perawat dan petugas layanan kesehatan berada pada risiko yang lebih besar karena kurangnya alat pelindung diri (APD) dan kesiapan yang buruk untuk pandemi ini.”
ICN meminta pemerintah untuk segera membuat catatan akurat infeksi dan kematian di antara petugas kesehatan.
“Kegagalan untuk melakukannya meningkatkan kemungkinan lebih banyak kematian dan gagal menghormati mereka yang telah meninggal,” tambah Catton, yang dilansir oleh Anadolu Agency.
Pada bulan April, ICN melaporkan bahwa lebih dari 100 perawat dari seluruh dunia telah meninggal setelah terinfeksi Covid-19. Selain itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga melaporkan 23.000 kasus infeksi di antara petugas kesehatan.
Diaporkan bahwa angka-angka yang dikeluarkan baik oleh ICN maupun WHO sangat mengejutkan. Tetapi ICN percaya bahwa banyak Negara secara signifikan meremehkan situasi.
ICN mengumpulkan informasi lebih lanjut dari anggota National Nursing Association (NNAs), beberapa tokoh resmi pemerintah, dan laporan media. Laporan menunjukkan bahwa setidaknya 90.000 petugas kesehatan telah terinfeksi, dan lebih dari 260 perawat telah meninggal.
“Ribuan perawat telah terinfeksi Covid-19 dan ratusan telah meninggal, tetapi pemerintah tidak dapat memberikan data yang akurat karena mereka tidak mengumpulkan data. Kurangnya angka pasti menyebabkan perkiraan serius tingkat infeksi di antara perawat dan jumlah kematian,” tambah Catton.
ICN juga mengingatkan, kegagalan untuk mencatat tingkat infeksi dan kematian di antara petugas layanan kesehatan membuat lebih banyak perawat dan pasien mereka dalam bahaya.
“ICN menyerukan agar data tentang infeksi dan kematian petugas layanan kesehatan dikumpulkan secara sistematis oleh pemerintah nasional dan diadakan secara terpusat di WHO,” pungkas Catton. (CK/AA)