Indonesiainside.id, Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membantah adanya laporan media mengenai klaim bahwa Presiden Cina, Xi Jinping, secara pribadi meminta Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, untuk menunda informasi adanya penyebaran Covid-19. Salah satu media yang memberitakan itu berasal dari Jerman, Der Spiegel, yang menerbitkan laporan berdasarkan kutipan dari intelijen Jerman atau Bundesnachrichtendienst (BND).
Laporan itu mengklaim bahwa Cina telah mendesak WHO untuk menunda adanya peringatan global tentang wabah virus kepada dunia. Sesuai laporan, intelijen menemukan bahwa Xi dan Tedors berbicara melalui telepon pada 21 Januari, dimana Xi mendesak Tedros untuk menahan informasi tentang penularan virus dari manusia ke manusia dan menunda peringatan dikeluarkannya status pandemi.
“BND memperkirakan bahwa kebijakan informasi Cina membuat negara itu telat merespon virus di empat hingga enam minggu untuk memerangi virus yang akhirnya menyebar di seluruh dunia,” kata laporan itu dilansir dari Indian Express, Ahad (10/5).
Kemudian WHO menyebut klaim itu tidak mendasar dan tidak benar. Dalam serangkaian cuitan di Twitter milik WHO, mereka mengklarifikasi bahwa tidak pernah ada panggilan telepon antara Tedros dan Xi Jinping.
“Der Spiegel melaporkan 21 Januari 2020, percakapan telepon antara Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus dan Presiden Xi Jinping dari Cina tidak berdasar dan tidak benar. Tedros dan Presiden Xi tidak berbicara pada 21 Januari dan mereka tidak pernah berbicara melalui telepon. Laporan yang tidak akurat seperti itu mengalihkan perhatian dan mengurangi upaya WHO dan dunia untuk mengakhiri pandemi Covid-19,” cuit WHO.
WHO lalu membenarkan bahwa pada 20 Januari, Cina mengkonfirmasi adanya penularan Covid-19 dari manusia ke manusia lain. Lalu, WHO secara terbuka menyatakannya pada 22 Januari berdasarkan data yang dikumpulkan, yang menunjukkan bahwa penularan dari manusia ke manusia terjadi di Wuhan. WHO kemudian menyatakan Covid-19 sebagai pandemi pada bulan Maret.
Presiden AS, Donald Trump, telah berulang kali menuduh WHO menjadi alat propaganda Cina. Oleh karena itu, dia juga memutuskan untuk menghentikan bantuan AS ke organisasi tersebut. Dia juga telah meluncurkan penyelidikan tentang peran WHO dalam penyebaran Covid-19. Sebelumnya, Trump menuduh WHO sebagai ‘China-sentris’. (CK)