Indonesiainside.id, New Delhi – Total kasus virus corona di India naik menjadi 85.940 Sabtu (16/5). Jumlah ini membawa India melewati perolehan Cina, tempat pandemi itu bermula tahun lalu. Sepertiga dari infeksi berasal dari negara bagian barat Maharashtra, dengan Mumbai yang paling parah, diikuti oleh Tamil Nadu, Gujarat dan Delhi.
Pemimpin negara bagian, pemilik bisnis, dan kelas pekerja India meminta Perdana Menteri Narendra Modi membuka kembali ekonomi yang terpukul, tetapi pemerintah diperkirakan akan memperpanjang penguncian, yang akan berakhir Minggu (17/5), meskipun dengan pembatasan yang lebih sedikit.
Ini merupakan pusat ekonomi paling penting, sehingga memperumit tugas pemerintah, mencoba membuka kembali tanpa memicu lonjakan besar infeksi. Di Mumbai kondisinya sangat memprihatinkan. Kurangnya tempat tidur, bahkan kadang-kadang tiga pasien per tempat tidur, mengakibatkan rumah sakit di kota itu hampir runtuh di tengah pandemi Covid-19. Seperti itulah kira-kira gambaran perang India melawan pandemi virus corona.
Ravi, 26, harus mengganti popok ibunya sendiri di Rumah Sakit Umum Kota Lokmanya Tilak, yang lebih dikenal sebagai Sion. “Mereka hanya memberi kami obat-obatan lalu pergi. Staf di fasilitas dengan 1.300 tempat tidur itu bekerja terlalu lama dan lelah,” kata Ravi kepada AFP.
Rumah sakit Sion yang dikelola pemerintah menjadi buah bibir atas kegagalan yang mengejutkan dari Mumbai, rumah bagi miliarder dan artis Bollywood, untuk mengatasi pandemi.Sebuah video yang dibagikan secara luas di media sosial dan ditayangkan di TV India menunjukkan mayat-mayat yang dibungkus plastik hitam tertinggal di tempat tidur di bangsal tempat pasien dirawat.
“Kami tidak memiliki cukup tempat tidur untuk menangani begitu banyak kasus. Dan area darurat menjadi penuh dalam hitungan jam,” Aditya Burje, seorang dokter yang bekerja shift malam di rumah sakit Sion, mengatakan kepada AFP.
“Di bulan Maret hanya ada satu atau dua kasus yang dicurigai sehari. Itu semua tampaknya terkendali. Kemudian situasinya berubah secara drastis,” kata Burje. “Pada akhir April, kami melihat 50-100 pasien sehari, 80 persen di antaranya akan menjadi positif dan banyak yang harus menggunakan oksigen,” katanya.
Rumah sakit Sion tidak sendirian di ibukota India. Dan semua orang, mulai dari mahasiswa kedokteran hingga dokter dengan pengalaman puluhan tahun, semuanya berjuang. Peralatan pelindung yang tipis juga membuat pekerja sanitasi takut menangani tugas-tugas seperti mengganti lembaran yang digunakan oleh pasien virus corona, kata Nilima Vaidya-Bhamare, dokter lain, kepada AFP.
Mumbai memiliki 4.500 tempat tidur untuk pasien virus corona, menurut Daksha Shah, seorang pejabat kesehatan senior dengan otoritas kota. “Kami terus meningkatkan kapasitas,” katanya kepada AFP.
Tetapi dengan Mumbai sejauh ini mendaftarkan sekitar 18.000 kasus, kekhawatiran tumbuh bahwa India tidak siap menghadapi potensi lonjakan. Banyak masalah yang disorot oleh pandemi ini membusuk sejak lama, kata Vaidya-Bhamare, mulai dari kurangnya pasokan dasar seperti sabun hingga staf yang terbebani. “Saya lulus pada tahun 1994 dan rumah sakit pemerintah benar-benar diabaikan saat itu,” katanya.
Selain itu, yang menjadi perhatian adalah rendahnya jumlah tes Covid-19 yang dilakukan di India, mengingat Negara ini mempunyai populasi yang besar, kata pejabat kesehatan masyarakat. Negara ini baru meningkatkan pengujian sejak awal April hingga 100.000 tes minggu ini, tetapi dengan populasi 1,3 miliar, negara itu tertinggal jauh di belakang negara-negara besar lainnya seperti Amerika, Inggris, dan Italia. (CK)