Indonesiainside.id, Minneapolis – Saudara George Floyd menyerukan pesan damai kepada peserta aksi di seluruh Amerika Serikat (AS), dengan mengatakan penghancuran tidak akan membawa saudaranya kembali sama sekali.
Sementara Presiden Donald Trump mencaci-maki sebagian besar gubernur negara karena tidak menindak keras pelanggaran hukum.
Pesan-pesan yang bersaing, satu perdamaian, satu kekerasan, datang ketika AS bersiap-siap untuk putaran kekerasan lain pada saat bersamaan negara tersebut tertekuk oleh wabah virus corona, dan pengangguran tingkat tinggi.
Di Minneapolis, saudara Floyd, membuat permohonan emosional di lokasi tempat Floyd tewas. “Mari kita beralih, kalian semua. Mari kita beralih. Tolong, lakukan ini dengan damai,” kata Terrence Floyd.
Kerumunan berteriak, “Siapa namanya? George Floyd!” dan “Satu jatuh, tiga lagi!” mengacu pada empat petugas yang terlibat dalam pembunuhan Floyd. Petugas Derek Chauvin didakwa dengan pembunuhan, tetapi pengunjuk rasa menuntut rekan-rekannya untuk dituntut juga.
Amerika dilanda demonstrasi kemarahan selama seminggu terakhir dalam beberapa kerusuhan rasial yang paling luas di AS sejak 1960-an. Aksi protes didorong oleh kematian Floyd. Pengunjuk rasa turun ke jalan untuk mengecam pembunuhan orang kulit hitam oleh polisi.
Sementara itu, Presiden Donald Trump menginginkan ada tindakan tegas bagi para pengunjuk rasa. Dia mengatakan kepada sejumlah gubernur dalam sebuah konferensi video bahwa mereka terlihat seperti orang bodoh karena tidak mengerahkan lebih banyak pasukan Garda Nasional. “Sebagian besar dari kalian lemah,” katanya.
“Anda harus menangkap orang, Anda harus melacak orang, Anda harus memasukkan mereka ke penjara selama 10 tahun dan Anda tidak akan pernah melihat hal ini lagi,” katanya.
Gubernur Minnesota, Tim Walz, dari Partai Demokrat, menolak seruan Trump untuk menggunakan kekuatan. “Tidak ada yang tertawa di sini. Kami kesakitan. Kami menangis,” katanya, seolah menyindir Trump bahwa omongannya itu adalah candaan.
Setidaknya 4.400 orang ditangkap karena pelanggaran seperti mencuri, menjarah, memblokir jalan raya, dan melanggar jam malam, menurut hitungan oleh The Associated Press.
Mantan Wakil Presiden Joe Biden, kandidat presiden dari Partai Demokrat, berjanji untuk menangani rasisme institusional dalam 100 hari pertamanya di kantor. Dia bertemu langsung dengan para pemimpin kulit hitam di Delaware dan juga mengadakan pertemuan virtual dengan sejumlah wali kota.
“Kebencian muncul ketika Anda memiliki seseorang yang berkuasa yang menghirup oksigen ke dalam kebencian.” Kata Biden, yang dilansir Arab News. (04/Aza)