Indonesiainside.id, London – Peneliti Harvard mengklaim bahwa lonjakan drastis lalu lintas kendaraan di rumah sakit besar Wuhan musim gugur lalu, menunjukkan bahwa virus corona sudah, menyebar di wilayah itu sejak awal Agustus. Itu berarti empat bulan sebelum Cina pertama kali melaporkan wabah ke dunia.
Dilansir dari Fox News, klaim peneliti Harvard itu berdasarkan gambar satelit baru yang menunjukkan aktivitas di sejumlah rumah sakit Wuhan pada Agustus 2019 lalu.
“Studi Harvard Medical School menggunakan teknik yang mirip dengan yang digunakan oleh badan intelijen, untuk memecah citra satelit komersial, dan melihat peningkatan abnormal di luar lima rumah sakit utama Wuhan mulai sekitar akhir musim panas dan awal musim gugur,” kata John Brownstein, PhD, Profesor Harvard Medical yang memimpin penelitian, kepada ABC News.
Dalam satu kasus, peneliti menghitung sekitar 171 mobil yang diparkir di luar Rumah Sakit Tianyou Wuhan pada Oktober 2018. Data satelit dari waktu yang sama setahun kemudian menunjukkan peningkatan 67 persen.
“Jelas, ada beberapa tingkat gangguan sosial yang terjadi jauh sebelum apa yang belakangan diidentifikasi sebagai awal pandemi virus korona,” kata Brownstein.
Sekitar waktu yang sama, ada juga peningkatan tajam dalam pencarian online untuk informasi tentang gejala yang berhubungan dengan virus korona, seperti “batuk” dan “diare.”
“Ini semua tentang pertumbuhan informasi yang menunjuk pada sesuatu yang terjadi di Wuhan pada saat itu,” kata Brownstein.
Dia menambahkan bahwa penelitian tambahan perlu dilakukan untuk sepenuhnya mengungkap apa yang terjadi dan bagi orang untuk benar-benar belajar tentang bagaimana penyakit ini terbuka dan muncul dalam populasi.
Namun, studi Brownstein belum ditinjau lebih lanjut oleh rekan sejawat yang berkompeten, dan temuannya itu diberhentikan oleh Cina. Hal itu mendorong kembali pada klaim internasional bahwa Cina menekan informasi penting tentang virus korona, dan sejak saat itu telah berlaku tidak jujur kepada dengan dunia.
“Saya pikir itu konyol, sangat konyol, untuk membuat kesimpulannya berdasarkan pengamatan dangkal seperti volume lalu lintas,” kata jurubicara Kementerian Luar Negeri Cina Hua Chunying dalam konferensi pers.
Diketahui peneliti barat mengeluh bahwa Cina telah memblokir upaya mereka untuk menggali asal-usul penularan. Beberapa peneliti lain juga menyalahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan menuduh badan medis Perserikatan Bangsa-Bangsa membantu Cina menutupi informasi.
Sejak wabah di Wuhan pada 2019, virus korona menyebar ke seluruh dunia, dan menginfeksi 7,1 juta orang, serta menewaskan lebih dari 407.000, menurut penghitungan terbaru oleh Universitas Johns Hopkins. (Aza)