Indonesiainside.id, Teheran – Pemerintah Iran menegaskan bahwa mereka siap untuk menyelesaikan masalah dengan pengawas nuklir Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), Jumat (11/6). Sebelumnya, PBB menyatakan kekecewaannya dalam sebuah catatan yang diterbitkan Kamis (10/6), mengatakan, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), mengeluhkan akses mereka yang diblokir pemerintah Iran.
IAEA mengatakan dalam sebuah laporan pekan lalu, bahwa Iran berbulan-bulan memblokir inspeksi di dua lokasi di mana aktivitas nuklir mungkin terjadi di masa lalu. Badan yang bermarkas di Wina itu mencatat dengan keprihatinan serius bahwa, selama lebih dari empat bulan, Iran menolak akses ke dua lokasi itu.
Dalam sebuah catatan kepada IAEA tanggal 8 Juni, Iran mengatakan telah mengadakan pertemuan dengan perwakilan agensi di Teheran, pada 29 April dan 16 Mei untuk membahas masalah akses, diikuti dengan korespondensi tertulis dan proposal baru untuk bertemu dengan perwakilan IAEA.
Dalam catatan yang keluarkan perwakilan Teheran ke PBB di Wina, Iran bersikeras melanjutkan keterlibatan konstruktifnya dengan badan tersebut selama dua bulan terakhir, dengan tujuan untuk mencapai pemahaman bersama, yang akan membuka jalan bagi resolusi masalah yang bersangkutan.
IAEA sebelumnya mengatakan bahwa permintaan aksesnya didasarkan pada informasi konkret yang divalidasi. Dalam catatannya, Iran menyatakan penyesalan dan kekecewaan yang mendalam pada laporan terbaru IAEA. Laporan tersebut diharapkan akan dibahas pada pertemuan dewan lembaga mulai Senin depan.
Dalam laporan terpisah, yang juga akan dibahas selama pertemuan dewan, IAEA memperingatkan bahwa cadangan uranium yang diperkaya Iran sekarang hampir delapan kali lipat dari batas yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir yang ditandatangani negara itu dengan kekuatan dunia pada 2015.
Iran secara progresif melanggar batasan yang ditetapkan dalam kesepakatan 2015 sebagai pembalasan atas penarikan AS dari perjanjian pada 2018 dan penerapan kembali sanksi berikutnya. (NE)