Indonesiainside.id, Oslo – Cina dikabarkan menghentikan impor dari pemasok ikan salmon Eropa, di tengah kekhawatiran mereka bahwa salmon tersebut terkait dengan wabah Covid-19 di pasar Beijing. Namun para ahli mengatakan ikan salmon tidak mungkin membawa penyakit itu.
Surat kabar yang dikelola pemerintah melaporkan bahwa virus korona ditemukan di talenan yang digunakan untuk salmon impor di pasar Xinfadi Beijing, sumber dari klaster infeksi yang memicu kekhawatiran gelombang kedua pandemi di Tiongkok.
Laporan-laporan tersebut mendorong supermarket besar di Beijing untuk mengeluarkan salmon dari rak mereka.
Dilansir dari Channel News Asia, jejak genetik virus dari klaster wabah pasar Beijing menunjukkan bahwa virus itu mungkin berasal dari Eropa.
Keith Neal, seorang profesor emeritus epidemiologi penyakit menular di Universitas Nottingham Inggris, mengatakan setiap hubungan dengan salmon kemungkinan disebabkan oleh kontaminasi silang. “Pasar bisa menjadi tempat yang ramai, jadi seperti di Wuhan, (mereka) membantu penyebaran virus,” katanya, merujuk pada kota di Cina tempat virus itu berasal.
Neal mengatakan bahwa menemukan tautan ke Eropa tentu tidak mengejutkan, mengingat penyebaran virus global hingga saat ini. “Cina memberi dunia ini virus dan itu selalu sangat mungkin untuk mengembalikannya kepada mereka. Menemukan strain yang lazim di Eropa mungkin mencerminkan orang-orang yang kembali ke Cina setelah bepergian ke Eropa,” katanya.
Sementara itu, Otoritas Keamanan Pangan Norwegia mengatakan tidak ada bukti ikan bisa terinfeksi. Baik Bakkafrost dan Norwegia Royal Salmon mengatakan bahwa karyawan dites untuk virus tersebut, dan tidak ada yang dinyatakan positif.
“Kami tidak dapat mengirim salmon ke Cina sekarang, pasar ditutup,” kata Regin Jacobsen, CEO pemasok salmon Bakkafrost yang terdaftar di Oslo.
“Kami menghentikan semua penjualan ke Cina dan sedang menunggu situasi untuk diklarifikasi,” kata Stein Martinsen, Kepala Penjualan dan Pemasaran di Norwegia Royal Salmon. (Msh)