Indonesiainside.id, Los Angeles – Penyelidikan awal mengungkapkan bahwa pilot dalam kecelakaan helikopter yang merenggut nyawa legenda NBA Kobe Bryant berusaha keluar dari kabut tebal sesaat sebelum helikopter itu menabrak lereng bukit. Hal itu diketahui dari rekaman pengawas lalu lintas udara yang menerima laporan dari sang pilot.
Pilot Ara Zobayan, mengirim laporan ke kontrol lalu lintas udara bahwa ia akan naik ke ketinggian 4.000 kaki sesaat sebelum helikopter jatuh di dekat Calabasas pada 26 Januari. Legenda Los Angeles Lakers, Kobe Bryant, putrinya yang berusia 13 tahun Gianna, dan enam orang lainnya di pesawat meninggal dalam kecelakaan itu.
Upaya Zobayan yang gagal untuk mengemudikan helikopter keluar dari gangguan kabut terungkap dalam 1.700 halaman dokumen investigasi yang dirilis oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB), Rabu (16/6).
NTSB, yang terus menyelidiki kecelakaan itu, menekankan bahwa dokumen itu belum merupakan laporan akhir, dan juga tidak mengandung analisis, temuan, rekomendasi, atau kemungkinan penentuan penyebab.
“Dengan demikian, belum ada kesimpulan tentang bagaimana atau mengapa kecelakaan itu terjadi,” kata NTSB. “Analisis, temuan, rekomendasi, dan kemungkinan penentuan penyebab yang terkait dengan kecelakaan akan dikeluarkan oleh NTSB dalam laporan akhir di kemudian hari.”
Dilansir dari Channel News Asia, transkrip sebagian komunikasi antara Zobayan dan kontrol lalu lintas udara di saat-saat terakhir sebelum kecelakaan itu disebutkan di antara dokumen yang dirilis.
“Kami naik jadi empat ribu,” kata Zobayan dalam transkrip.
“Lalu apa yang akan kamu lakukan ketika kamu sampai di ketinggian?” balas operator dalam transkrip.
Tidak ada komunikasi lebih lanjut dari pilot tersebut, dan itu merupakan percakapan terakhir dari sang pilot helikopter nahas tersebut. (Msh)