Indonesiainside.id, London – Wali Kota Muslim London mengatakan bahwa ia ikhlas mendapatkan pemotongan gaji 10 persen karena krisis anggaran yang disebabkan oleh wabah virus corona, Rabu (17/6). Wali Kota Sadiq Khan mengatakan bahwa pemerintah menghadapi kekurangan anggaran hampir $628 juta atau sekitar Rp8,7 triliun selama dua tahun ke depan karena hilangnya pendapatan akibat krisis yang ditimbulkan oleh pandemi.
Wali Kota Muslim itu mengatakan dia kemungkinan akan melakukan sejumlah perubahan. Diantaranya layanan polisi, pemadam kebakaran, dan transportasi, tidak mendapatkan dana tambahan dari pemerintah, sebagai upaya penghematan.
“Covid-19 memiliki dampak yang menghancurkan pada keuangan publik London,” kata Khan dalam sebuah pernyataan.
Dia juga memperingatkan bahwa banyak otoritas lokal di seluruh negeri berada di posisi yang sama.
“Saya akan melakukan segalanya dengan kekuatan saya untuk membujuk menteri agar tidak memaksa era penghematan lain pada pemerintah lokal dan regional,” tambah Khan. “Adalah benar bahwa saya harus menjadi sukarelawan untuk pemotongan gaji langsung dalam keadaan yang sangat sulit ini.”
Selain memotong gaji sebesar £152.734 atau sekitar Rp2,6 miliar per tahun, Khan mengatakan dia akan membekukan dana 15 proyek penunjukan langsung di London, karena perkiraan kekurangan anggaran sebesar £493 juta atau sekitar Rp8,7 triliun.
Seperti kebanyakan otoritas lokal, Wali Kota London yang dipilih secara langsung, dibentuk pada tahun 2000 sebagai bagian dari reformasi tata pemerintahan lokal, dan didanai melalui hibah pemerintah dan pendapatan dari sumber-sumber seperti pajak transportasi. Pendanaan untuk mereka dari pemerintah Inggris turun secara dramatis selama dekade terakhir, akibat kebijakan penghematan dari partai konservatif yang berkuasa yang dibawa setelah kehancuran keuangan global 2008.
Pemerintah Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan meningkatkan keuangan mereka selama pandemi, tetapi menghadapi sejumlah pengeluaran besar untuk berbagai kebijakan tanggapan darurat virus bagi para pekerja medis. Pemerintah menghadapi penurunan pendapatan yang belum pernah terjadi sebelumnya karena lockdown nasional yang diberlakukan pada akhir Maret.
Ekonomi Inggris jatuh secara spektakuler, menyusut sebesar seperlima selama April karena pengangguran melonjak dan mengarah ke resesi. Sementara itu, organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan memperkirakan ekonomi Inggris akan menyusut lebih dari 11 persen pada tahun 2020 akibat Covid-19.
Dilansir dari Arab News, di tengah gambaran ekonomi yang suram, para pemimpin regional dan lokal lainnya menggemakan seruan Khan terkait pendanaan tambahan untuk mengatasi krisis. (NE)