Indonesiainside.id, Beijing – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian mengatakan bahwa New Delhi adalah pihak yang harus bertanggungjawab atas bentrokan militer baru-baru ini di perbatasan mereka yang menewaskan 20 orang dari pihak India.
Cina hari Jumat (19/6), mempertahankan posisinya bahwa India yang harus disalahkan atas bentrokan tersebut.
“Salah dan tanggung jawab sangat jelas sepenuhnya berada di pihak India,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian.
Kedua negara mengatakan mereka berkomunikasi melalui saluran militer dan diplomatik dan menekankan pentingnya hubungan mereka yang lebih luas. Para ahli mengatakan kedua negara tidak mungkin menuju perang, tetapi meredakan ketegangan dengan cepat akan sulit.
“Kami berharap India dapat bekerja sama dengan Cina untuk mempertahankan pengembangan hubungan bilateral jangka panjang,” tambah Lijian.
Hingga saat ini, Cina belum melaporkan apakah mereka menderita korban dalam konflik yang paling mematikan antara kedua belah pihak dalam 45 tahun terakhir. Selama bentrokan Senin (15/6), tentara kedua Negara berkelahi dengan pentungan, batu, dan tangan kosong, dalam udara tipis pada ketinggian 4.270 meter di atas permukaan laut, tetapi tidak ada senjata yang ditembakkan.
Para prajurit membawa senjata api tetapi tidak diizinkan menggunakannya, berdasarkan perjanjian sebelumnya dalam sengketa perbatasan. Bentrokan itu meningkatkan kebuntuan yang dimulai pada awal Mei, ketika para pejabat India mengatakan tentara Cina melintasi perbatasan di tiga tempat, mendirikan tenda dan pos jaga dan mengabaikan peringatan untuk pergi.
Bentrokan itu mengipasi sentimen anti-Cina di India, yang sudah tinggi karena pandemi virus korona, yang dimulai di Cina akhir tahun lalu. Kasus infeksi India naik ke urutan keempat terparah di dunia saat ini. (NE)