Indonesiainside.id, Seoul – Ratusan ribu rumah tangga di Korea Selatan (Korsel) diperkirakan akan menghadapi defisit akibat meningkatnya pengangguran.
Golongan pekerja lepas dan wiraswasta kekurangan penghasilan disebabkan oleh wabah Covid-19.
Bank of Korea (BOK) mengatakan dalam laporan stabilitas keuangan dua tahunannya yang diserahkan kepada Majelis Nasional bahwa jumlah rumah tangga pekerja harian dan tetap, yang diproyeksikan dapat bertahan dari dampak ekonomi Covid-19 selama kurang dari satu tahun, diperkirakan mencapai 458.000.
Ini mengindikasikan bahwa jumlah rumah tangga tersebut akan menghadapi defisit dalam satu tahun karena guncangan pengangguran, yang berarti pengeluaran mereka lebih besar dari aset keuangan yang dimilikinya dan menghadapi kekurangan likuiditas dalam setahun atau kurang.
Guncangan pengangguran mengasumsikan skenario kenaikan tingkat pengangguran masing-masing sebesar 3,7 poin persentase untuk pekerja tetap dan 12,3 poin persentase untuk pekerja lepas seperti yang terlihat selama krisis valuta asing pada akhir 1990-an yang dialami Korsel.
Jumlah rumah tangga wiraswasta, yang dapat menanggung dampak ekonomi selama kurang dari setahun akibat berkurangnya pendapatan, diperkirakan mencapai 301.000.
Jumlah rumah tangga Korsel mencapai 11.450.000 pada 2019. Dari total tersebut, rumah tangga dari pekerja tetap dan lepas masing-masing menyumbang 54,0 persen dan 14,9 persen, sementara wiraswasta mewakili 26,4 persen.
BOK mencatat bahwa jika wabah COVID-19 memperburuk situasi pasar tenaga kerja seperti yang terjadi saat krisis valuta asing, itu akan melemahkan kemampuan pemberian utang untuk rumah tangga dari pekerja tetap serta lepas dan pada akhirnya meningkatkan pinjaman yang melewati tenggat waktu.
Laporan tersebut memproyeksikan bahwa situasi dapat lebih buruk bagi rumah tangga pekerja lepas, yang memiliki lebih sedikit aset keuangan dibandingkan pekerja tetap.
BOK memperingatkan bahwa jika guncangan pendapatan pada rumah tangga wiraswasta berkepanjangan, maka sektor restoran dan penginapan akan menghadapi penurunan yang lebih besar dibandingkan sektor lainnya.(EP)