Indonesiainside.id, New Delhi–Pengunjuk rasa di Kolkata menjadi sasaran lelucon di Twitter karena melakukan demonstrasi anti-Cina namun membawa poster besar dengan gambar peta Amerika Serikat (AS). Di tengah ketegangan menghadapi Cina, Menteri Muda untuk Keadilan Sosial, Ramdas Athawale, menyarankan untuk menutup restoran dan hotel yang menjual makanan Cina, dan bahkan meminta warga untuk berhenti mengonsumsi makanan Cina sama sekali.
Mengikuti sarannya, sebuah unjuk rasa anti-Cina baru-baru ini terjadi di Kolkata yang menjadi bahan lelucon di Twitter. Warganet secara brutal merundung para pengunjuk rasa karena membawa peta AS di sebuah poster besar, bersama gambar Presiden Cina Xi Jinping. Meskipun para pengunjuk rasa belum diidentifikasi, tetapi para pemimpin CPI menyebut bahwa mereka adalah pekerja BJP.
Sangat menarik, karena sebelumnya, para pekerja BJP di Bengal juga di-rundung oleh warganet, karena menggelar unjuk rasa anti-Cina secara besar-besaran, dengan membakar replika patung pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. Dilansir dari laman india.com, beragam komentar pun ramai merespons aksi unjuk rasa “tolol” tersebut di media sosial.
“Sekelompok badut pertama kali memprotes PM Cina di Asansol tapi membawa patung Kim Jong Un, sekarang mereka melakukan protes boikot Cina di Kolkata dengan peta AS (sic),” kata salah satu pengguna twitter.
“Saya pikir orang-orang di #India memiliki beberapa masalah dengan geografi. Dalam sebuah protes yang terjadi di Kolkata Jumat lalu, pengunjuk rasa menggunakan peta Amerika Serikat (!) Untuk mewakili #Cina! (sic),” kata pengguna twitter lainnya. (NE)