Indonesiainside.id, New York – Universitas Princeton akan menghapus nama mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Woodrow Wilson dari fakultas kebijakan publik dan asrama kampusnya karena “pandangan rasis dan kebijakan Wilson membuat namanya tak pantas digunakan,” demikian diumumkan Presiden Princeton Christopher Eisgruber, Sabtu (27/6).
Dewan Pengawas Universitas Princeton pada Jumat (26/6) melakukan pemungutan suara untuk menghapus nama tersebut. Fakultas itu akan dikenal sebagai Fakultas Hubungan Masyarakat dan Internasional, sedangkan asrama kampusnya akan diubah menjadi First College.
“Para dewan pengawas menyimpulkan bahwa pemikiran dan kebijakan rasis Woodrow Wilson menjadikan namanya tidak pantas digunakan untuk fakultas atau perguruan tinggi tempat para cendekiawan, mahasiswa, dan alumninya harus berdiri kokoh menentang segala bentuk rasisme,” kata Eisgruber dalam suratnya kepada komunitas Princeton, seraya menyebutkan bahwa keputusan itu dibuat berdasarkan rekomendasinya.
“Rasisme Wilson dianggap signifikan dan mengandung konsekuensi bahkan oleh standar pada zamannya. Dia memisahkan layanan sipil federal setelah terintegrasi secara rasial selama beberapa dekade, sehingga membawa kemunduran bagi AS dalam menegakkan keadilan. Dia tidak hanya menyetujui tetapi menambahkan praktik rasisme yang berkelanjutan di negara ini, praktik yang terus membahayakan hingga dewasa ini,” tulis Eisgruber.
Dewan Princeton sebelumnya sempat mempertimbangkan untuk menghapus nama Wilson pada 2016, beberapa bulan setelah sekelompok aktivis mahasiswa menduduki kantor presiden universitas tersebut, sambung Eisgruber.
Kendati demikian, Princeton akan tetap menganugerahkan Woodrow Wilson Award seperti yang dikenal saat ini, sebut dewan Princeton dalam sebuah pernyataan pada Jumat. Penghargaan itu merupakan kehormatan tertinggi universitas tersebut untuk para alumnus atau alumni sarjana yang diberikan setiap tahun pada Hari Alumni.
Woodrow Wilson Award, “tidak seperti Fakultas atau (Asrama) Kampus, adalah sebuah penghargaan. Saat universitas ini menerima penghargaan itu, dibutuhkan kewajiban hukum untuk menamainya atas nama Wilson dan menghargai keyakinannya bahwa pendidikan adalah untuk ‘dimanfaatkan’ serta … tujuan mulia yang diungkapkannya dalam frasa mengesankan, ‘Princeton dalam Layanan Bangsa,'” menurut pernyataan dewan Princeton.
“Meskipun para akademisi tidak sepakat soal bagaimana menilai masa jabatan Wilson sebagai presiden AS, banyak yang menempatkannya di antara para pemimpin negara terbesar dan memujinya dengan ide-ide visioner yang membentuk dunia menjadi lebih baik,” sebut dewan Princeton dalam pernyataan itu.
Wilson adalah seorang Demokrat yang menjabat sebagai presiden Universitas Princeton dan sebagai gubernur ke-34 New Jersey sebelum memenangkan pemilu presiden pada 1912. Dia adalah presiden AS ke-28 dengan masa jabatan dari tahun 1913 hingga 1921.
Sebelumnya pada pekan ini, dewan pengawas di Universitas Monmouth New Jersey memilih untuk menghapus nama Wilson dari Aula Besarnya.(EP/xh)