Indonesiainside.id, Kabul – Sebuah bom mobil meledak dan menewaskan dua anggota komisi hak asasi manusia (HAM) independen Afghanistan, di Kabul, Sabtu (27/6). Tindak kekerasan di negara itu dilaporkan meningkat, di tengah upaya proses perdamaian yang berlarut-larut.
Komisi Independen HAM Afghanistan (AIHRC) mengatakan dua anggota nya terbunuh dalam insiden serangan bom mobil dalam perjalanan mereka ke kantor hari Sabtu (27/6). Korban adalah seorang koordinator donor, Fatima Khalil (24), dan pengemudi Ahmad Jawed Folad (41).
“Tidak dapat ditoleransi, membunuh para pembela HAM adalah kejahatan perang dalam konteks konflik bersenjata,” kata AIHRC, seraya menambahkan bahwa staf lain sebelumnya juga menjadi sasaran serangan.
Juru bicara polisi Kabul mengkonfirmasi bahwa dua orang tewas dalam ledakan pada Sabtu pagi. Namun tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, termasuk Taliban yang membantah keterlibatan mereka, melalui juru bicaranya.
Insiden tersebut terjadi pada waktu yang sensitif di tengah meningkatnya tindak kekerasan di sekitar wilayah Afghanistan, termasuk meningkatnya serangan terhadap pejabat di pusat-pusat kota. Amerika Serikat (AS) dan negara asing lainnya berusaha untuk mengajak Taliban dan pemerintah Afghanistan menuju pembicaraan damai, setelah AS menandatangani perjanjian penarikan pasukan Februari lalu dengan kelompok militan itu membuka jalan untuk mengakhiri lebih dari 18 tahun perang.
Dilansir dari Arab News, negosiasi diperkirakan akan dimulai segera setelah kemajuan dibuat dalam perselisihan pendapat tentang pembebasan kelompok tahanan Taliban yang kontroversial. Namun, sumber diplomatik di Kabul mengatakan meningkatnya kekerasan dapat menghambat proses perdamaian, dan bahwa negara asing berusaha untuk meminta Taliban mengurangi serangan.
Sementara itu, PBB dan kekuatan asing lainnya, termasuk Inggris dan Turki, mengutuk serangan bom tersebut. “Tidak ada pembenaran atas serangan terhadap pembela HAM. Investigasi segera diperlukan dengan pelaku yang harus dimintai pertanggungjawaban,” kata perwakilan PBB untuk Afghanistan, di Twitter. (NE)