Indonesiainside.id, Istanbul – sekitar 1.500 orang diperkirakan akan turut serta melaksanakan ibadah salat Jumat sekaligus upacara pembukaan Masjid Hagia Sophia. Kegiatan itu rencananya akan dihadiri oleh sejumlah pemimpin Turki, termasuk Presiden Recep Tayyip Erdogan dan pemimpin Partai Gerakan Nasionalis (MHP) Devlet Bahceli.
Untuk mengantisipasi kemacetan di sekitar wilayah masjid, pemerintah Provinsi Metropolitan Istanbul memberlakukan sejumlah rekayasa lalu lintas yang mengarah ke area warisan bersejarah itu.
Semua jalan menuju situs ikonik Istanbul itu, dari Attaturk Boulevard, jalan Gazi Mustafa Kemal Pasha, dan Jembatan Galata ditutup mulai pukul 08.00 malam, Kamis (23/7). Sementara terowongan Eurasia akan tetap dibuka, dan layanan kereta Metro dan komuter Marmaray juga akan tetap berlanjut.
Penangguhan juga akan berlaku pada layanan trem, khusus untuk trem yang melayani jalur antara Stasiun beyazit dan Eminonu. Penangguhan layanan trem dimulai pukul 08.00 malam, Kamis (23/7), hingga pukul 06.00 pagi Senin (27/7).
Dalam konferensi pers di area situs ikonik itu, Gubernur Provinsi Istanbul Ali Yerlikaya mengatakan bahwa ribuan orang diperkirakan akan menghadiri shalat Jumat hari ini dengan antusiasme yang tinggi.
Menekankan langkah-langkah yang diambil terhadap pencegahan virus corona, ia mengatakan lima ruang terbuka yang berbeda disediakan untuk para jamaah, guna mencegah kepadatan yang berlebihan.
“Pintu masuk ke area yang disediakan untuk shalat akan mulai dibuka pukul 10.00 pagi,” kata Yerlikaya. “Pintu masuk ke area shalat akan disediakan setelah keamanan mengecek di 11 pos pemeriksaan yang berbeda.”
Yerlikaya juga menegaskan kepada para jamaah yang akan datang ke Hagia Sophia bahwa harus membawa masker dan sajadah mereka sendiri, serta kesabaran dan pengertian mereka untuk melindungi diri dari virus dan membuat segalanya lebih mudah.
Dilansir Anadolu Agency, Hagia Sophia adalah salah satu tujuan wisata utama di Turki untuk pengunjung domestik dan asing. Pada 1985, selama menjadi museum, Hagia Sophia ditambahkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO.
Situs ini berfungsi sebagai gereja selama 916 tahun, hingga penaklukan Istanbul oleh Ottoman (Utsmaniyyah), dan berfungsi sebagai masjid sejak 1453 hingga 1934, selama hampir setengah millennium, dan terakhir sebagai museum selama 86 tahun. (Msh)