Indonesiainside.id, Istanbul – Seorang pria asal Provinsi Laut Hitam Samsun mengaku datang ke Istanbul yang berjarak sekitar 736 km, dengan menumpang dari satu kendaraan ke kendaraan lain, agar tidak melewatkan kesempatan bersejarah peresmian Masjid Agung Hagia Sophia (Ayasofya). Semua usahanya itu terbayar dengan perasaan senang, bisa melakukan shalat Jumat pertama di Hagia Sophia.
“Kami mengubah tahun-tahun sedih menunggu menjadi kebahagiaan. Inilah alasan mengapa saya bahagia,” kata Ali Kemal Evlioglu. “Layak untuk menunggu selama 86 tahun. Terima kasih Tuhan, kami bisa melihat hari seperti itu. Kami sangat senang.”
Evlioglu mengungkapkan, meskipun ia meninggalkan rumahnya pagi-pagi, tetap sulit untuk mencapai masjid karena kerumunan orang. Dia mengatakan bahwa ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan dan tak lupa ia juga membawa bendera Turki.
Sepanjang perjalanan, dia menumpang dengan kendaraan apa saja yang bisa membawanya hinga ke Istanbul, mulai dari kendaraan pribadi, truk logistik, hingga sepeda motor. “Hagia Sophia dipercayakan kepada kita oleh Utsmaniyyah Sultan Muhammad al-Fatih (Mehmet II), penakluk Istanbul. Simbol penaklukan adalah kunci untuk Istanbul menjadi seperti sekarang ini,” tambah Evlioglu.
Sementara itu, Ikbal Cetin, seorang warga negara Turki yang tinggal di Jerman, datang ke Istanbul bersama dua anaknya untuk melakukan shalat pertama di masjid. Putrinya, Seher Cetin mengatakan bahwa ia ingin menyaksikan sejarah. “Kami mengunjungi Hagia Sophia sebelumnya, dan kami kecewa karena belum bisa melaksanakan shalat pada waktu itu, tetapi kami senang sekarang,” kata Cetin.
Orang-orang dari semua lapisan masyarakat menghadiri shalat Jum’at di Masjid Agung Hagia Sophia yang ikonik di Istanbul, saat dibuka kembali untuk beribadah setelah 86 tahun. Pria, wanita, orang tua dan anak-anak terlihat menunggu di 11 pos pemeriksaan yang ada. Petugas kesehatan memeriksa suhu dan masker mereka sesuai dengan langkah-langkah Covid-19. (NE)