Indonesiainside.id, Arequipa – Sebuah video viral menunjukkan seorang ibu berlari sambil menangis, di belakang sebuah van yang membawa Presiden Peru Martin Vizcarra, dan memintanya untuk menyelamatkan suaminya dari Covid-19.
“Tuan Presiden, Jangan pergi!” teriak Celia Capira yang menangis ketika dia meminta tambahan tempat tidur rumah sakit untuk suaminya dalam rekaman video di kota terbesar kedua di Peru, Arequipa.
Tetapi ibu dari tiga anak yang berusia 32 tahun itu tidak memiliki akhir yang bahagia. Sebab, suaminya Adolfo Mamani, 57, dinyatakan meninggal pada Selasa (21/7). Sistem rumah sakit Arequipa yang kewalahan dan kekurangan tempat tidur serta oksigen tidak bisa menyelamatkannya.
“Mereka membunuhnya. Dia baik-baik saja sebelumnya, mereka mengatakan kepada kami bahwa dia stabil, pada pagi hari saya membawakannya sarapan,” kata Capira kepada wartawan setempat.
Gambar-gambar pipi basah berlinangan air mata yang ditutupi dengan masker dan pelindung wajah Capira, mencerminkan keputus-asaan penduduk setempat yang menginginkan jawaban dari pihak berwenang.
Di luar Rumah Sakit Honorio Delgado tempat Mamani meninggal, pihak berwenang mendirikan tenda-tenda yang kini juga kelebihan kapasitas, tempat Mamani awalnya diberi perawatan.
“Tuan Presiden, Anda harus pergi ke tenda, jangan meninggalkan rumah sakit sampai Anda melihat kondisi pasien,” isak Capira dalam video, ketika iring-iringan kepresidenan bergerak menjauh.
“Tuan presiden, ini buruk dan tidak manusiawi,” teriaknya.
Pada Senin (20/7), Mamani dipindahkan dari tenda ke tempat tidur rumah sakit, tetapi ia meninggal pada hari berikutnya.
“Apa yang akan saya lakukan dengan anak-anak saya, bagaimana saya memberi tahu mereka bahwa ayah mereka tidak ada lagi di sini?” tanya Capira, yang anak-anaknya berusia satu, enam dan 14.
Dilansir Channel News Asia, pada Selasa (21/7), Presiden Vizcarra meminta maaf kepada janda itu, mengatakan bahwa dia tidak melihatnya.
“Sangat disayangkan bahwa suami Nyonya Celia meninggal. Saya memberikan belasungkawa dan permintaan maaf yang tulus karena tidak mendengarnya, dan kami melayani dia dan semua orang yang kehilangan orang yang dicintai,” kata Vizcarra.
Tetapi kasus virus corona yang melonjak di Arequipa tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. Dengan lebih dari 370.000 kasus dan lebih dari 17.000 kematian, Peru adalah salah satu negara dengan dampak terburuk di Amerika Latin oleh virus corona.
“Tolong bisakah momen ini menjadi pelajaran bagi semua orang,” mohon Capira pada Rabu (22/7), ketika dia menguburkan suaminya di pemakaman La Apacheta di Arequipa. (SD)