Indonesiainside.id, Khabarovsk – Demonstrasi besar-besaran anti-pemerintah kembali meletus di Timur Jauh Rusia, Sabtu (25/7). Aksi itu memprotes penangkapan seorang gubernur populer yang kemudian digantikan minggu ini oleh seseorang yang ditunjuk Kremlin, yang mana tidak pernah tinggal di wilayah tersebut.
Warga Khabarovsk di dekat perbatasan dengan China, turun ke jalan secara massal sejak gubernur mereka, Sergei Furgal, ditangkap oleh penegak hukum federal dan diterbangkan ke Moskow dengan tuduhan pembunuhan awal bulan ini. Demonstrasi yang berjalan tersebut menjadi aksi protes anti-pemerintah terbesar di Rusia selama bertahun-tahun, yang menurut Kremlin pekan ini, dipicu oleh aktivis oposisi di luar wilayah tersebut.
Puluhan ribu warga berbaris melalui Khabarovsk melambaikan bendera daerah itu, membawa spanduk dan meneriakkan slogan-slogan anti-Putin ketika mobil yang lewat membunyikan klakson mereka untuk mendukung. Demonstran berkumpul di depan gedung administrasi regional di alun-alun Lenin meneriakkan slogan-slogan seperti “Kebebasan” dan “Putin mengundurkan diri.”
Polisi yang mengenakan masker mengizinkan demonstrasi untuk tetap berlangsung meskipun ada larangan pertemuan publik sebagai bagian dari langkah-langkah untuk mengatasi pandemi virus corona. Perkiraan jumlah peserta aksi sangat bervariasi, dengan pejabat Khabarovsk mengatakan bahwa 6.500 orang yang hadir.
Sedangkan saluran media sosial pro-oposisi menempatkan jumlahnya jauh lebih tinggi di sekitar 90.000. Sementara pihak berwenang mengatakan setidaknya 10.000 orang ambil bagian dalam demonstrasi sebelumnya pada 11 Juli dan 18 Juli, meskipun beberapa media lokal dan tokoh oposisi menyebutkan jumlahnya 35.000 hingga 50.000 orang atau lebih.
Presiden Vladimir Putin secara resmi memecat Furgal, 50, dan menunjuk seorang anggota parlemen dari partai LDPR nasionalis yang sama, Mikhail Degtyarev, sebagai pengganti di posisi Rurgal. Langkah itu disambut dengan kemarahan dari warga Khabarovsk yang mengatakan orang luar berusia 39 tahun itu (Degtyarev) tidak memiliki pengalaman dan tidak memiliki koneksi ke wilayah tersebut.
Dalam sebuah video yang diposting ke Instagram minggu ini, Degtyarev menolak seruan agar dia mundur dan mengatakan demonstrasi massa tidak mencerminkan opini publik yang lebih luas. Menjelang demonstrasi pada Jumat (24/7), ia bahkan menuduh bahwa sejumlah warga asing terbang dari Moskow ke Khabarovsk untuk membantu mengatur aksi protes.
Dilansir Arab News, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menolak klaim campur tangan asing tetapi mengatakan protes itu merupakan unsur huru hara bagi pengacau, dan aktivis pseudo-oposisi. Sementara itu, pemimpin oposisi dan satu kali calon presiden Alexei Navalny memberikan dukungan kepada para pemrotes, dan minggu ini mengatakan demonstrasi hanya dapat memenangkan konsesi, dengan dukungan dari seluruh negara.
Penahanan Furgal menjelang persidangan pada September memicu protes dari partai LDPR nasionalisnya yang pemimpinnya Vladimir Zhirinovsky minggu ini bersumpah untuk mendapatkan pengampunan presiden jika ia dinyatakan bersalah atas tuduhan tersebut. Komite Investigasi Rusia, yang menyelidiki kejahatan besar, mengatakan Furgal dituduh memerintahkan pembunuhan dan percobaan pembunuhan beberapa pengusaha pada 2004 dan 2005.
Para kritikus mengatakan kasus ini bermotivasi politik setelah Furgal terpilih dengan suara mayoritas pada 2018 dalam kekalahan memalukan bagi seorang kandidat partai yang berkuasa yang didukung oleh Putin. Mereka menuntut agar Furgal menghadapi dakwaan di Khabarovsk dan mempertanyakan mengapa penyelidik menunggu begitu lama untuk menuduh pejabat yang seharusnya menjalani pemeriksaan latar belakang. (NE)