Indonesiainside.id, Baghdad – Pejabat Irak mengumumkan, seorang perempuan warga negara Jerman yang diculik di Baghdad awal pekan ini berhasil dibebaskan oleh pasukan keamanan Irak, Jumat (24/7) malam. Hella Mewis diculik saat hendak meninggalkan kantornya di Baghdad.
“Pasukan keamanan berhasil membebaskan aktivis Jerman, Hella Mewis,” kata juru bicara militer Irak Yahya Rasool dalam sebuah pernyataan. Namun tidak ada rincian tentang waktu operasi, kekuatan yang melaksanakannya, atau siapa yang menculik Mewis.
Seorang juru bicara Dewan Kehakiman Agung Irak, Abdelsattar Bayraqdar, mengatakan bahwa operasi itu didukung oleh pengadilan investigasi Baghdad. “Kami masih menyelidiki kejahatan ini,” katanya. Dilansir Arab News, Mewis, yang menjalankan program-program seni di Tarkib kolektif Irak, diculik Senin (20/7) malam ketika dia meninggalkan kantornya.
“Dia mengendarai sepedanya ketika dua mobil, salah satunya truk pickup putih yang biasa digunakan oleh beberapa pasukan keamanan, terlihat menculiknya,” kata sumber keamanan kepada Arab News. “Petugas polisi di stasiun setempat menyaksikan penculikan tetapi tidak melakukan intervensi,” tambahnya.
Ponsel Mewis masih belum bisa dihubungi pada Jumat (24/7), dan teman-temannya juga belum mendengar kabar darinya. Sementara Kedutaan Jerman di Baghdad tidak memberikan komentar terkait hal ini. Seorang teman Mewis mengatakan bahwa dia khawatir terkait pembunuhan Hisham Al-Hashemi, seorang sarjana Irak yang mendukung protes anti-pemerintah tahun lalu.
“Saya berbicara dengannya Mewis minggu lalu dan dia benar-benar terlibat dalam aksi protes juga, jadi dia gugup setelah pembunuhan itu,” kata Dhikra Sarsam, teman Mewis.
Demonstrasi besar meletus di Baghdad dan selatan Irak yang mayoritas Syiah tahun lalu, mengecam pemerintah yang dianggap korup, tidak kompeten, dan terikat pada Iran. Sekitar 550 orang tewas dalam tindak kekerasan terkait aksi protes itu, termasuk puluhan aktivis yang ditembak mati oleh pria tak dikenal.
Lusinan aktivis lainnya diculik, beberapa di antaranya kemudian dibebaskan di dekat rumah mereka. sementara keberadaan aktivis lainnya masih belum diketahui. Amnesty International mengecam insiden itu sebagai kampanye pelecehan, intimidasi, penculikan yang mematikan, dan pembunuhan yang disengaja dari aktivis dan pengunjuk rasa.
Tahun ini terjadi lonjakan yang mengkhawatirkan dalam penculikan orang asing, yang tidak pernah menjadi target sebelumnya dalam beberapa tahun. Pada Malam Tahun Baru, dua jurnalis lepas Perancis disandera selama 36 jam dan tiga pekerja LSM Prancis ditahan selama dua bulan. Dalam kedua kasus tersebut, baik penculik maupun kondisi pembebasan mereka tidak pernah diungkapkan hingga kini. (NE)