Indonesiainside.id, Jakarta – Setidaknya dua warga sipil tewas dan 16 lainnya terluka, termasuk anak-anak, dalam serangan teror di Suriah barat laut, dekat perbatasan selatan Turki, Ahad(26/7).
Dua bom meledak secara serentak di Kota Afrin dan Idlib, menurut sumber keamanan setempat yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena pembatasan berbicara kepada media.
Sebagian besar wilayah Afrin telah dibebaskan dari teroris oleh Turki pada 2018 melalui Operasi Rantai Zaitun.
Sementara itu, Idlib berada dalam zona de-eskalasi yang dibuat berdasarkan kesepakatan antara Turki dan Rusia.
Daerah yang terletak di sepanjang perbatasan selatan Turki itu telah menjadi subjek berbagai perjanjian gencatan senjata, yang sering dilanggar oleh rezim Assad dan sekutunya.
Sebelumnya, di Ras al-Ayn (Kobane), sebuah kota di Suriah yang dibebaskan dari teroris pada Operasi Mata Air Perdamaian Turki, serangan bom yang menargetkan pasar menewaskan delapan warga sipil dan melukai 20 lainnya.
Sejak 2016, Turki meluncurkan empat operasi antiteroris Perisai Eufrat (2016), Ranting Zaitun (2018), Mata Air Perdamaian (2019), dan Perisai Musim Semi (2020) – di Suriah Utara untuk mencegah pembentukan koridor teror dan melindungi penduduk setempat.
Baik di Irak utara dan Suriah, Turki menargetkan anggota organisasi teror PKK, kelompok yang bertanggung jawab atas kematian puluhan ribu orang di Turki dalam beberapa dekade terakhir.
YPG adalah cabang PKK di Suriah dan para anggotanya sering mencoba menyusup ke wilayah Turki dan daerah-daerah yang dibebaskan oleh Turki untuk melakukan tindakan terorisme. (EP/AA)