Indonesiainside.id, New Delhi – India pada Rabu (29/7), menerima pengiriman pertama lima unit jet tempur Rafale dari Prancis bernilai miliaran dolar, di tengah meningkatnya ketegangan dengan China terkait wilayah Himalaya yang disengketakan di Ladakh.
Kelima jet tersebut, diujicobakan oleh perwira Angkatan Udara India (IAF), mendarat di pangkalan udara Ambala di negara bagian Haryana, India, setelah menyelesaikan perjalanan sejauh 7.000 km.
“Kemampuan senjata, radar, dan peperangan elektronik pesawat ini adalah yang terbaik di dunia. Kedatangannya di India akan membuat IAF jauh lebih kuat untuk menghadapi ancaman apa pun yang dihadapi negara kami,” kata Menteri Pertahanan Rajnath Singh di twitter, Rabu (29/7).
Akuisisi besar India dalam lebih dari dua dekade ini terjadi pada saat ketegangan perbatasan antara New Delhi dan Beijing berada pada titik tertinggi sepanjang masa, dan Singh menegaskan bahwa Rafale adalah jawaban bagi siapa pun yang mengancam integritas teritorial India.
“Jika ada yang harus khawatir atau kritis terhadap kemampuan baru ini, itu harus mereka yang ingin mengancam integritas wilayah kita,” tegas Singh.
Para ahli pertahanan menggambarkan kedatangan jet Prancis tersebut sebagai pembalik keadaan bagi negara itu. “Ini seperti seorang pegulat memasuki ring dan menantang musuh untuk datang dan bergabung dengan pertarungan,” kata mantan marshal udara Kapil Kak, kepada Arab News. “Ini adalah pesawat tempur terbaik. Ini memiliki sensor yang sangat unggul, kemampuan perang fenomenal dan kemampuan dominasi udara. Proses seleksi memakan waktu hampir 10 tahun.”
Akuisisi pesawat ini mengikuti kesepakatan pada 2016 antara Perdana Menteri Narendra Modi dan perusahaan Prancis Dassault Aviation, untuk pembelian 36 jet tempur dengan biaya $9,4 miliar atau sekitar Rp131 triliun.
Namun, kesepakatan itu terperosok dalam kontroversi politik setelah partai oposisi Kongres menuduh bahwa itu rekayasa, dan jauh lebih mahal daripada kesepakatan untuk 126 pesawat yang dinegosiasikan oleh pemerintah dengan United Progressive Alliance (UPA) yang dipimpin Kongres.
Namun Singh mengatakan pada Rabu, bahwa klaim itu tidak berdasar. “Jet Rafale dibeli ketika mereka sepenuhnya memenuhi persyaratan operasional IAF. Tuduhan tak berdasar terhadap pengadaan ini sudah dijawab dan diselesaikan,” katanya.
Kedatangan jet tempur pada hari Rabu menghasilkan kegilaan media, dengan beberapa outlet menghubungkan akuisisi baru dengan ketegangan New Delhi dengan China. (Msh)