Indonesiainside.id, Makkah – Kementerian Kesehatan Saudi menyelesaikan persiapannya untuk menyediakan perawatan medis bagi para jamaah yang akan berkumpul di padang Arafah untuk melakukan wukuf sebagi puncak pelaksanaan haji, pada Kamis (30/7) hari ini.
Fasilitas kesehatan di Arafah dilengkapi dengan klinik umum yang dikelola oleh dokter umum, konsultan internal, dan perawat yang berspesialisasi dalam perawatan intensif, serta fasilitas yang dilengkapi perlengkapan khusus untuk menangani masalah sengatan matahari dan stres akibat panas.
Kementerian menambahkan bahwa akan ada rumah sakit keliling di Arafah dan di Muzdalifah sepanjang Hari untuk melayani para jamaah sampai keberangkatan mereka. selian itu, kementerian juga menyiapkan kamp terpadu di wilayah Arafah untuk mengisolasi kasus yang diduga terkait virus corona dan menerapkan tindakan pencegahan.
Pasukan Pertahanan Sipil meningkatkan kesiapan mereka di Mina, dan mengambil semua langkah pengamanan untuk menjaga keselamatan jamaah selama mereka tinggal. Komandan Pertahanan Sipil untuk Haji, Mayjen Hamoud Al-Faraj, mengonfirmasi kesiapan timnya. “Semua pihak yang terlibat menjalankan tugas mereka, untuk menangani risiko sesuai dengan rencana umum terkait ibadah haji,” katanya.
Pada Hari Tarwiyah, kementerian mengumumkan bahwa tidak ada kasus penyakit virus corona yang dilaporkan di antara para jamaah. Diketahui, pemerintah Saudi membatasi jumlah jamaah calon haji hanya untuk 10.000 terpilih, guna mencegah penyebaran pandemi Covid-19.
Salah satu dari mereka yang berhak untuk dapat melakukan haji tahun ini adalah seorang wanita Makedonia yang tinggal di Riyadh selama enam tahun. “Saya memimpikan haji sejak saya datang ke Riyadh enam tahun lalu, dan itu akhirnya terwujud,” kata Hamide Halimi kepada Arab News.
“Dalam grup, kami memiliki 20-an wanita dan sepanjang pengalaman ini, saya hanya bersama wanita. Dari hotel ke Miqat dan Haram, kita semua wanita. Bahkan para wanita yang datang dengan suami mereka, mereka harus tetap dengan para wanita. Jadi ini pengalaman persaudaraan yang luar biasa,” ucapnya.
Halimi sangat senang bahwa pihak berwenang mengatur untuk menjaga wanita yang paling dekat dengan Ka’bah hari ini untuk Tawaf. Mereka membuatnya mudah bagi para jamaah sepanjang hari.
Selama kunjungan sebelumnya untuk melakukan Umrah, dia mengelilingi Ka’bah dari jarak sangat jauh dan sekali, karena banyaknya jamaah pada saat itu. Bahkan dia harus melakukan ritual dari atap Masjidil Haram.
Halimi tidak bisa mempercayai seberapa dekat dia dengan Ka’bah saat melakukan Tawaf. “Itu adalah momen nyata yang aku tidak pernah bisa membayangkan terjadi,” pungkasnya. (ASF)