Indonesiainside.id, California – Satu Marinir AS tewas, dua lainnya cedera dan delapan lainnya dilaporkan hilang setelah insiden tragis yang melibatkan kendaraan amfibi penyerang (Assault Amphibious Vehicle) di lepas pantai California Selatan pada Kamis(30/7).
Korps Marinir AS dikonfirmasi oleh Al-Jazeera, Jumat(31/7) menyebutkan bahwa upaya pencarian dan penyelamatan kini tengah berlangsung dengan dukungan dari personel angkatan laut dan petugas penjaga pantai.
Semua personel yang terlibat merupakan Unit Ekspedisi Marinir ke-15, yang berbasis di Camp Pendleton, pangkalan Marinir AS terbesar di Pantai Barat Amerika Serikat, di dekat San Diego.
Disebutkan, bahwa Marinir AS memang sering menggelar latihan simulasi penyerangan pantai di sana dengan menggunakan kendaraan angkut amfibi penyerang.
“Kami sangat sedih dengan insiden tragis ini. Saya meminta kita semua menyelamatkan marinir, pelaut, dan keluarga mereka dengan doa saat kami melanjutkan pencarian kami,” kata Kolonel Christopher Bronzi, komandan Unit Ekspedisi Marinir ke-15, di Twitter, tanpa memberikan perincian lebih lanjut tentang apa yang telah terjadi.
Dalam insiden yang belum dijelaskan detilnya, satu orang Marinir dilarikan ke Rumah Sakit Scripps Memorial di La Jolla, namun tidak mampu diselamatkan dan delapan lainnya hilang.
“Dua lainnya dibawa ke rumah sakit di mana satu masih dalam kondisi kritis,” kata laporan itu.
Sementara itu, dalam pencarian dan penyelamatan yang dilakukan hari ini, sebuah kapal perusak milik angkatan laut, tiga helikopter dan beberapa kapal lainnya dilibatkan dalam pencarian bersama dengan kapal penjaga pantai.
Assault Amphibious Vehicle adalah kendaraan tempur pengangkut personel amphibi yang digunakan Korps Marinir AS dengan tugas utama untuk memindahkan marinir dan kargo dari kapal ke pantai. Menggunakan desain lambung kapal dan jet air yang kuat untuk menjadikannya salah satu dari kendaraan serang amfibi terbaik di dunia.
Dengan kecepatan jelajah 13kmph dan daya tahan lebih dari tujuh jam dalam air, bisa melakukan misi amfibi hingga Sea State 3. Dapat diluncurkan dan kembali dari Landing Ship, Dock (LSD) dan landing Platform / dock (LPD serta dipersenjatai dengan senapan mesin a.50 kal dan MK19 40mm. (EP)