Indonesiainside.id, Kuala Lumpur – Setelah berbulan-bulan persiapan, banyak jemaah Malaysia yang kecewa karena haji tahun ini dibatalkan. Tetapi di balik itu, mereka menyatakan sepenuhnya memahami keputusan tersebut.
Sebelumnya, Arab Saudi mengumumkan bahwa untuk membendung penyebaran pandemi virus corona, hanya sejumlah kecil jamaah yang akan diizinkan melaksanakan ibadah haji tahun ini. Langkah ini mendorong pemerintah negara-negara mayoritas Muslim dan otoritas haji di seluruh dunia untuk membatalkan ibadah haji bagi jemaah mereka.
Dewan Dana Haji Malaysia mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Arab News bahwa pembatalan itu untuk kepentingan semua. “Seperti yang kita semua tahu, kewajiban untuk melakukan haji tergantung pada kemampuan seseorang,” kata dewan haji. Mereka menambahkan bahwa hal ini juga termasuk memperhitungkan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan.
“Kami menyarankan semua jamaah untuk menerima keputusan dengan baik dan dengan hati terbuka,” kata Direktur Eksekutif Dewan, Syed Saleh Syed Abdul Rahman, kepada Arab News. “Sebelum sampai pada keputusan ini, pemerintah Malaysia berkonsultasi dengan berbagai pihak berwenang, termasuk Kementerian Kesehatan, Dewan Fatwa Nasional dan Tabung Haji.”
Tahun ini, 31.600 warga Malaysia terpilih untuk melakukan ibadah haji. Dewan Dana Haji Haji mengatakan akan memprioritaskan aplikasi mereka untuk musim haji tahun depan.
Samsiah Muhammad, seorang pensiunan berusia 62 tahun, mengatakan kepada Arab News bahwa dia merasa sedih mengetahui bahwa dia tidak akan dapat melakukan ibadah haji. Tetapi dia menambahkan, bahwa hai itu bukan kesalahan siapa pun.
Setelah menghabiskan 10 minggu mengikuti kursus persiapan, Muhammad sedang menunggu pemeriksaan kesehatan wajib ketika dia mengetahui tentang pembatalan itu. “Ini tidak hanya mempengaruhi kami orang Malaysia tetapi juga seluruh dunia,” katanya.
Sedangkan Bagi Wan Mohamad Ali Wan Idrus, pembatalan itu merupakan berkah tersembunyi karena dia sudah mempertimbangkan untuk membatalkan ibadah hajinya. Dengan pernikahan yang sudah ditetapkan bulan ini, Idrus mengatakan dia tidak akan mengambil risiko berada di tempat yang ramai.
“Aku tidak mau mengambil risiko itu. Hanya perlu satu orang yang terinfeksi untuk menyebarkan virus, dan mengingat seberapa banyak jamaah yang melaksanakan haji, pasti akan menyebar dengan cepat,” katanya.
Sementara pengusaha Azman Jusoh mengatakan bahwa dia terpilih untuk melakukan haji bersama istrinya setelah mengajukan permohonan kepada Lembaga Tabung Haji (Dewan Dana Haji). “Kami terpilih untuk pergi pada 2025 tetapi kami meminta untuk melakukan ibadah kami tahun ini dan disetujui,” katanya.
Pria berusia 48 tahun dan istrinya, Nur Shaliza, 45, itu menyelesaikan kursus persiapan 10 minggu mereka pada Januari lalu, dan bersiap untuk melakukan perjalanan ke Makkah dan Madinah. “Kami memiliki firasat bahwa mungkin akan ditunda haji karena seberapa cepat Covid-19 menyebar,” katanya.
Dia menambahkan bahwa kuncian yang diberlakukan di Malaysia sejak 18 Maret adalah tanda yang pasti bahwa rencana mereka batal untuk melakukan haji tahun ini. “Kami menerimanya secara positif, mungkin tahun ini bukan tahun yang baik bagi kami, tetapi kami berharap keajaiban akan terjadi tahun depan.” (Msh)