Indonesiainside.id, Riyadh – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memuji upaya sukses Arab Saudi dalam menyelenggarakan ibadah haji yang aman tahun ini, di tengah ancaman pandemi virus corona yang meluas.
Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus memuji langkah-langkah yang diambil Kerajaan untuk memastikan keamanan para jamaah, seketat mungkin selama pelaksanaan ibadah haji tahun ini.
Pejabat WHO mengatakan langkah-langkah yang diambil oleh Arab Saudi selama pelaksanaan haji memberikan contoh bagi negara-negara yang ingin kembali ke kehidupan normal, dan beradaptasi dengan kondisi di bawah virus.
Dilansir Arab News, tak lupa Ghebreyesus juga memberi selamat merayakan Idul Adha kepada umat Muslim di seluruh dunia.
Sebelumnya pada Kamis (30/7), Kementerian Haji dan Umrah Saudi, bekerja sama dengan otoritas terkait, mengawasi pergerakan jamaah haji dari Mina ke Arafah, berkat layanan dan sumber daya manusia terintegrasi yang disediakan oleh Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman dan Putra Mahkota Muhammad Bin Salman yang memungkinkan para jamaah untuk melakukan ibadah haji dengan cara yang amandan nyaman.
Kementerian Kesehatan menyelesaikan persiapannya untuk menyediakan perawatan medis bagi para jamaah di Arafah. Asisten Menteri Kesehatan dan Juru Bicara Kementerian, Dr Muhammad Al-Abdel Ali mengatakan bahwa semua jamaah dalam keadaan aman, dan tidak ada kasus Covid-19 yang dilaporkan di antara para jamaah calon haji. Kementerian juga menyiapkan sebuah kamp terpadu di Arafah untuk mengisolasi kasus-kasus yang diduga terkait virus corona, dan menerapkan langkah-langkah pencegahan.
Fasilitas kesehatan di Padang Arafah dilengkapi dengan klinik umum dan staf dokter umum dan konsultan internal, selain staf keperawatan khusus. Mereka juga diperlengkapi untuk menangani kasus sengatan matahari dan stres panas, di samping resusitasi kardiopulmoner dan unit perawatan intensif. Ada juga rumah sakit lapangan di Arafah dan klinik keliling di Muzdalifah untuk melayani para jamaah hingga keberangkatan mereka dari dua tempat suci tersebut.
Abdel Ali mengatakan bahwa kementerian memobilisasi sebanyak 8.000 petugas, termasuk praktisi kesehatan dan staf pendukung untuk melayani para jamaah calon haji. Kementerian menyiapkan enam rumah sakit, termasuk rumah sakit keliling, dan 51 klinik kesehatan untuk menyediakan layanan kesehatan bagi para jamaah di Makkah dan tempat-tempat suci lainnya. Ada 62 tim lapangan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, tindak lanjut, dan pengawasan medis preventif sepanjang waktu, dan 200 ambulans juga disiagakan.
Letnan Kolonel Talal Al-Shalhoub, juru bicara Kementerian Dalam Negeri, mengonfirmasi penyelesaian pelaksanaan misi pasukan keamanan untuk memfasilitasi pergerakan para jamaah di antara tempat-tempat suci. “Transportasi ke tempat-tempat suci dilakukan dengan menggunakan bus sesuai dengan sistem khusus yang mencapai semua tindakan pencegahan kesehatan untuk perlindungan dari virus corona,” katanya.
Kementerian juga merekrut sejumlah staf wanita untuk melayani para jamaah wanita di Masjid Namira dan Masjid Al-Mashar Al-Haram. Tugas mereka termasuk memantau, menindaklanjuti pekerjaan membersihkan karpet dan permukaan, serta peran penjaga keamanan dalam mengatur keluar masuknya jamaah melalui jalur yang ditunjuk, dan menerapkan jarak sosial. (ASF)