Indonesiainside.id, Beirut – Sekitar lima menit sebelum jam 6 sore waktu Lebanon, pada Selasa (4/8), pemadam kebakaran Beirut menerima telepon dari polisi. Ada kabar dari saksi mata yang melihat asap mengepul dari pelabuhan kota
“Saya memberi tahu mereka bahwa saya tidak akan mengirimkan truk pemadam kebakaran sebelum mengetahui jenis kebakaran itu. Saya perlu tahu, apa yang ada di sana,” kata Letnan Satu Raymond Farah yang menerima panggilan tersebut, kepada Al Jazeera.
“Seorang petugas keamanan negara menelepon dan mengatakan itu adalah sebuah gudang dengan kembang api. Mengetahui itu, dan berdasarkan perintah komandan pemadam kebakaran, saya memberi perintah untuk pergi.”
Segera saja. Tim yang dikirim terdiri dari 10 kru, yaitu sembilan petugas pemadam kebakaran dan seorang paramedis wanita. Mereka naik ke truk pemadam dan ambulans, kemudian bergegas menuju pelabuhan, tidak jauh dari lokasi mereka di tengah kota.
Mereka diarahkan melalui gerbang pelabuhan oleh personel militer yang ditempatkan di sana. Tak lama kemudian, Farah mendapat telepon dari tim yang tiba di lokasi untuk meminta bantuan. “Mereka menelepon setelah mereka tiba dan berkata, ‘Ada yang salah di sini, ada suara bergemuruh dan api yang besar’,” kata Farah.
Tim meminta dukungan. Farah membunyikan bel pemadam kebakaran, dan mereka yang bertugas langsung bertindak, mengambil peralatan, dan berlari ke bawah menuju tempat mobil pemadam. Farah menyaksikan seorang pengemudi masuk ke salah satu mobil pemadam kebakaran dan menutup pintu, kemudian ledakan menghantam.
“Pertama udara yang deras menghantam kami, lalu sangat panas,” kata Farah.
Ledakan itu dipicu oleh sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di gudang pelabuhan, merobek pusat komando dan terus bergerak melintasi Beirut. Sedikitnya 154 orang tewas sejauh ini, sementara lebih dari 5.000 lainnya luka-luka.
Usai merawat yang terluka, Farah lari ke jalan, mengambil sepeda motor dan bergegas ke pelabuhan. “Saat saya sampai di dekat gudang, tidak ada mobil pemadam kebakaran, tidak ada ambulans. Seolah-olah menguap,” ujarnya. “Bagian terbesar yang kami temukan adalah seukuran tangan.”
Sahar Fares, paramedis, dipastikan tewas, Kamis (6/8). Sementara petugas pemadam kebakaran yang hilang, antara lain, Najib dan Charbel Hitti, Ralph Mallahi, Charbel Karam, Joe Noun, Rami Kaaki, Joe Bou Saab, Elia Khzami, dan Mathal Hawa. Semuanya diduga tewas.
Farah, dan Kepala Kepolisian Beirut, Mohammad Ayoubi, semuanya mengaku mereka tidak tahu bahwa sejumlah besar amonium nitrat yang sangat mudah meledak disimpan di pelabuhan. “Seandainya kami tahu bahwa ada sejumlah bahan peledak di pelabuhan, kami akan bertindak sangat berbeda. Kami akan menyerukan evakuasi daerah itu dan pasti kami tidak akan mengirim petugas kami ke dalam,” pungkas Farah. (Aza)