Indonesiainside.id, Jakarta – Jumlah kasus Covid-19 di Amerika Serikat (AS) menembus angka 5,1 juta pada Selasa (11/8), menurut Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di Universitas Johns Hopkins.
Hingga Selasa pukul 23.05 waktu setempat atau Rabu (12/8) pukul 10.05 WIB, total kasus terkonfirmasi Covid-19 di AS naik menjadi 5.141.013, dengan jumlah kematian nasional mencapai 164.536, kata CSSE.
Sebanyak delapan negara bagian di AS sejauh ini telah melaporkan lebih dari 180.000 kasus, di antaranya California, Florida, Texas, New York, Georgia, Illinois, Arizona, dan New Jersey, berdasarkan penghitungan terbaru CSSE.
Dari negara-negara bagian yang paling terdampak itu, Texas pada Selasa (11/8) mencatat 500.000 lebih kasus terkonfirmasi Covid-19, dengan 8.913 kasus baru dilaporkan dalam 24 jam terakhir.
Sejauh ini, AS masih menjadi negara yang paling terdampak Covid-19 di dunia, baik dalam jumlah kasus terkonfirmasi maupun angka kematian.
Sayangnya, lonjakan kasus infeksi dan kematian harian bukan satu-satunya data yang menggambarkan gambaran suram dari krisis Covid-19 yang melanda AS.
Covid-19 sejauh ini telah menewaskan lebih banyak orang di AS dalam beberapa bulan terakhir dibandingkan total anggota pasukan bersenjata AS yang meninggal dalam 27 perang dan konflik di luar negeri selama 70 tahun terakhir, yang mencapai sekitar 103.000 orang.
Menurut grafik yang diterbitkan di Newsweek pada 9 April, Covid-19 telah menjadi penyebab utama kematian di negara itu, membunuh lebih banyak orang per hari dibandingkan kanker atau penyakit jantung.
Penghitungan NBC News pada pekan lalu menunjukkan bahwa satu orang meninggal setiap 80 detik akibat Covid-19 di negara itu, dan laju kematian masih meningkat.
Sementara itu, satu dari 66 penduduk di AS akan terinfeksi Covid-19, kata analisis Reuters yang diterbitkan pada Minggu (9/8).
Menurut laporan bersama yang diterbitkan pada Senin (10/8) oleh Akademi Pediatri Amerika Serikat dan Asosiasi Rumah Sakit Anak, tingkat kasus terkonfirmasi Covid-19 di kalangan anak-anak di negara itu meningkat 40 persen dalam dua pekan terakhir di bulan Juli, dengan hampir 100.000 infeksi baru dilaporkan.
Selain itu, Amerika Serikat sedang berjuang mengatasi kesenjangan rasial dalam infeksi dan kematian Covid-19.
Hingga 12 Juni, warga kulit hitam non-Hispanik memiliki tingkat infeksi atau kematian akibat Covid-19 sekitar lima kali lebih tinggi dibandingkan warga kulit putih non-Hispanik, sementara warga Hispanik atau Latin memiliki tingkat kematian sekitar empat kali lebih tinggi dibandingkan orang kulit putih non-Hispanik, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS dalam sebuah pernyataan pada 25 Juni.
Data dari CDC yang diperbarui pada Selasa juga menunjukkan bahwa 55 persen dari semua kasus terkonfirmasi berdasarkan ras atau etnis secara nasional adalah warga Hispanik atau Latin, orang kulit hitam dan Asia, sementara 39,2 persen di antaranya adalah orang kulit putih.
Pekan lalu, sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Pediatrics mencatat tingkat infeksi Covid-19 pada anak-anak kulit hitam dan Hispanik AS masing-masing mencapai 30 persen dan 46 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat pada anak-anak kulit putih, yang hanya 7 persen.
Di tengah krisis kesehatan masyarakat yang belum pernah terjadi sebelumnya, semakin banyak warga Amerika yang tidak puas dengan respons epidemi yang diambil oleh pemerintah AS.
Jajak pendapat oleh ABC News/Ipsos pada 29-30 Juli menemukan bahwa hanya 34 persen warga AS yang setuju dengan penanganan pandemi Covid-19 oleh Washington. (EP)