Indonesiainside.id, Beirut– Menteri Kesehatan Lebanon Hassan Hamad mengatakan Korban tewas akibat ledakan besar di pelabuhan Beirut pekan lalu bertambah menjadi 177 pada Kamis (13/8). Berbicara kepada saluran TV lokal, Hamad mencatat bahwa dengan adanya 30 orang hilang setelah ledakan mematikan itu, jumlah korban jiwa bisa mencapai hingga 200 orang.
Sementara itu, dalam sebuah pernyataan, tentara Lebanon mengatakan diplomat asing telah diberitahu tentang mekanisme distribusi bantuan setelah insiden tersebut. “Informasi tentang bagaimana bantuan yang diterima Lebanon akan menjangkau mereka yang menderita ledakan juga telah dibagikan dengan para diplomat,” kata pihak tentara.
Pernyataan tersebut menyebutkan kebutuhan puskesmas dan rumah sakit di dalam negeri akan ditentukan sebelum penyaluran bantuan medis. “Bantuan medis akan didistribusikan sesuai dengan koordinasi antara Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertahanan negara, sementara bantuan makanan akan didistribusikan bekerjasama dengan militer dan organisasi non-pemerintah,” tambah pihak militer.
Tentara Lebanon berbagi mekanisme secara transparan mendistribusikan bantuan yang diterima oleh negara dengan diplomat asing menyusul tuduhan korupsi yang dilakukan penguasa negara. Ledakan dahsyat mengguncang Beirut pada 4 Agustus setelah tumpukan 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di gudang terbakar.
Gelombang ledakan meratakan bangunan di dekatnya dan menyebabkan kerusakan material yang luas di ibu kota, menyebabkan ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal. Insiden itu terjadi ketika Lebanon menghadapi krisis keuangan yang parah bersamaan dengan pandemi Covid-19. (AA/NE)