Indonesiainside.id, Kolombia – Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, mengatakan bahwa dia akan menjadi orang pertama yang mendapatkan vaksinasi Covid-19 setelah vaksin buatan Rusia tiba di negaranya.
“Saya senang Rusia akan menjadi negara pertama di dunia yang memvaksinasi penduduknya secara besar-besaran,” ujarnya dalam pidato yang disiarkan televisi, Ahad (16/8).
“Akan ada saatnya kita semua divaksinasi dan yang pertama divaksinasi adalah saya. Saya akan mendapatkan vaksin, saya akan memberi contoh,” imbuhnya.
Maduro menuturkan, pemerintah pertama-tama akan memvaksinasi petugas kesehatan, orang tua, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan khusus. Pejabat Rusia telah memastikan bahwa vaksinasi massal bisa dimulai paling cepat pada Oktober.
Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran luas di seluruh dunia karena vaksin tersebut belum lolos uji klinis, meskipun Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa putrinya sudah diberi vaksin. Sementara itu, Maduro menuduh pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, tidak mengizinkan pengiriman obat-obatan ke Venezuela.
“Mereka menganiaya kami; kami ingin membeli obat-obatan untuk melawan virus korona dan mereka meminta kepada perusahaan untuk tidak membawa vaksin ke Venezuela,” kata Maduro. Selain itu, ia mengumumkan bahwa Venezuela akan menjalani masa karantina tambahan selama tujuh hari untuk menghentikan penyebaran Covid-19.
Langkah tersebut merupakan bagian dari metode 7+7, yang terdiri dari tujuh hari penguncian ketat dan disusul dengan tujuh hari kegiatan ekonomi terbuka. Hingga Senin (17/8), Venezuela telah mengkonfirmasi lebih dari 33.000 kasus dan 281 kematian akibat virus yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, Cina, itu. (RAM/AA)
Indonesiainside.id, Kolombia – Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, mengatakan bahwa dia akan menjadi orang pertama yang mendapatkan vaksinasi Covid-19 setelah vaksin buatan Rusia tiba di negaranya.
“Saya senang Rusia akan menjadi negara pertama di dunia yang memvaksinasi penduduknya secara besar-besaran,” ujarnya dalam pidato yang disiarkan televisi, Ahad (16/8).
“Akan ada saatnya kita semua divaksinasi dan yang pertama divaksinasi adalah saya. Saya akan mendapatkan vaksin, saya akan memberi contoh,” imbuhnya.
Maduro menuturkan, pemerintah pertama-tama akan memvaksinasi petugas kesehatan, orang tua, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan khusus. Pejabat Rusia telah memastikan bahwa vaksinasi massal bisa dimulai paling cepat pada Oktober.
Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran luas di seluruh dunia karena vaksin tersebut belum lolos uji klinis, meskipun Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa putrinya sudah diberi vaksin. Sementara itu, Maduro menuduh pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, tidak mengizinkan pengiriman obat-obatan ke Venezuela.
“Mereka menganiaya kami; kami ingin membeli obat-obatan untuk melawan virus korona dan mereka meminta kepada perusahaan untuk tidak membawa vaksin ke Venezuela,” kata Maduro. Selain itu, ia mengumumkan bahwa Venezuela akan menjalani masa karantina tambahan selama tujuh hari untuk menghentikan penyebaran Covid-19.
Langkah tersebut merupakan bagian dari metode 7+7, yang terdiri dari tujuh hari penguncian ketat dan disusul dengan tujuh hari kegiatan ekonomi terbuka. Hingga Senin (17/8), Venezuela telah mengkonfirmasi lebih dari 33.000 kasus dan 281 kematian akibat virus yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, Cina, itu. (RAM/AA)