Indonesiainside,id, Jakarta – Penyebaran Covid-19 di Malaysia terus melonjak menyusul penambahan 287 kasus pada Jumat (2/10). Ini merupakan jumlah infeksi tertinggi sejak Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) atau lockdown diberlakukan di Malaysia.
Direktur Jenderal Kesehatan Noor Hisham Abdullah mengatakan negara yang mencatat jumlah kasus baru terbanyak ada di Kedah yang sebanyak 129 kasus, disusul Sabah 113 kasus, dan Kuala Lumpur 31 kasus.
Dia mengatakan semua kasus baru merupakan transmisi lokal. “Sebanyak 22 orang dirawat di Intensive Care Unit dengan empat orang membutuhkan bantuan pernafasan,” kata dia dalam konferensi pers.
Sementara itu, Noor Hisham menginformasikan 81 pasien sembuh dalam 24 jam terakhir, sehingga total kepulihan menjadi 10.095 kasus. Tidak ada tambahan kasus kematian Covid-19 pada Jumat. Total pasien meninggal tetap 136 jiwa.
Dari total kasus tersebut, ujar dia, sebanyak 20 kasus berkaitan dengan pengunjung yang pulang dari Sabah sehingga menjadikan jumlah kasus terkait perjalanan ke Sabah sejak 20 September 2020 sebanyak 139.
“Tren peningkatan inilah yang kami khawatirkan dan diperingatkan hampir setiap hari kepada semua pihak, karena akan seiring dengan tren peningkatan jumlah kasus dan kematian COVID-19 yang dilihat di seluruh dunia,” katanya.
Dari 287 kasus baru yang dicatatkan di Malaysia pada Jumat, 128 berasal dari klaster Tembok yang melibatkan sebuah penjara di Kedah. Sedangkan dari sisa 159 kasus, 113 di antaranya dideteksi di Sabah terutama dari klaster-klaster empat daerah yang kini sedang menjalani Perintah Kawalan Pergerakan Diperketatkan Bersasar (PKPDB).
Dia mengharapkan dengan tindakan isolasi di seluruh Sabah, yang akan dimulai jam 24.01 pada 3 Oktober 2020 hingga 16 Oktober 2020, semua aktivitas penjagaan di lapangan akan membantu mengawal dan mengurangkan jumlah kasus di Sabah.
Negara Bagian Sabah belum lama ini telah melakukan pilkada untuk memilih anggota Dewan Undangan Negeri (anggota DPRD dan pejabat Pemprov). (Aza/Ant)